TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menyatakan, jika benar ada pertemuan Abraham Samad dengan elit PDIP, itu merupakan upaya untuk melemahkan KPK. Dan bagi PDIP, tak elok untuk membongkar sendiri boroknya bertemu dengan Abraham Samad yang masih menjabat Ketua KPK untuk ditawari menjadi Cawapres pendamping Jokowi yang kemudian dibatalkan.
"Sekarang Abraham Samad menjadi target pelemahan KPK. Hebatnya lagi dalam waktu yang bersamaan manuver elit PDIP secara tidak sadar ikut menghancurkan Partai PDIP dan Institusi Polri terbukti dengan menyeret Komjen Budi Gunawan menjadi Timses Jokowi-JK dalam Pilpres," tulis Petrus dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (22/1/2015).
Menurut Petrus, politisi PDIP Trimedya Panjaitan mengakui bahwa visi misi Jokowi bidang Pertahanan dan Keamanan Jokowi dikonsep oleh Komjen Budi Gunawan. "Padahal Undang-Undang Kepolisian melarang keras anggota Kepolisian turut serta dalam politik praktis dan harus bersikap netral," lanjut Petrus.
Bagi Petrus, manuver PDIP telah membawa korban yakni Komjen Budi Gunawan pada akhirnya harus mengalami nasib tidak dilantik menjadi Kapolri. Dan PDIP masih berusaha memaksakan kehendak agar Presiden Jokowi tetap melantik setelah Komjen Budi Gunawan jadi tersangka.
"Dan kini, Abraham Samad akan dikorbankan oleh PDIP dengan manuver tidak elok, membuka borok adanya pertemuan yang sudah pasti bersifat rahasia," lanjut Petrus.
"Posisi Abraham Samad di sini adalah korban dari nafsu PDIP ingin berkuasa setelah 10 tahun berpuasa," lanjut Petrus.