TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelaksana tugas Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, selain dengan dirinya Ketua KPK Abraham Samad juga melakukan manuver politik dengan beberapa orang dekat Joko Widodo.
"Dari enam kali pertemuan dengan Abraham Samad saya mengalami dan melihat secara langsung, saya sampaikan ada beberapa bukti. Pertama pertemuan di Capitol Residence, kedua itu atas inisiatif Abraham Samad sendiri beliau mendampingi Jokowi," kata Hasto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/2/2015).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, pada pertemuan ketiga yang terjadi di Bandara Yogyakarta ada komunikasi politik.
"Bukti keempat adalah di rumah Hendropriyono, kalau dilihat disamping Abraham Samad beliau tau siapa di sebelah kanan dan kirinya," kata Hasto sambil menunjukkan sebuah foto.
"HP yang saya pakai komunikasi saya serahkan pada penyidik. Ada juga pertemuan dengan Andi Widjojanto, yang juga dihadiri istri Abraham Samad pada pertemuan ke lima di rumah beliau," katanya.
Beberapa pertemuan awal, Hasto menceritakan, Abraham Samad lebih bercerita tengang kader PDI Perjuangan yang tengah berkasus hukum.
"Hukuman Emir Moeis itu lebih ringan, itu adalah bantuan saya (Abraham Samad)," kata Hasto menirukan percakapan saat itu.
Lebih lanjut menurutnya, pertemuan ini lebih intens membicarakan masalah keingingan Abraham menjadi Wakil Presiden. Sebab, saat itu, PDI Perjuangan memang tengah membuka lowongan untuk calon wakil presiden pendamping Jokowi.
"Namun, menurut survei dan realitas politik menunjukan Pak Jusuf Kalla cocok untuk menjadi Wakil Presiden. Dan, itu dikembalikan kepada Jokowi sebagai calon presiden saat itu," kata dia.
"Pada saat itu juga, di Pulomas kami sampaikan kabar kurang menyenangkan buat beliau. Beliau menyatakan, 'saya tau yang menyebabkan kegagalan adalah Budi Gunawan, karena saya sudah menyadap'," kata Hasto menirukan peristiwa penyampaian kabar ini ke Abraham Samad.