News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaringan Kelompok Isis

Perekrut ISIS di Indonesia Digaji Rp 14 Juta

Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Teroris, terdapat sekitar 864 WNI yang telah bergabung dengan ISIS di Syuriah dan Irak. Peneliti terorisme yang kini juga meneliti jaringan ISIS di tanah air, Ridlwan Habib mengamini data tersebut. Selama empat tahun ISIS berdiri melawan pasukan militer Syuriah, banyak WNI yang bergabung memerangi pasukan Syuriah.

Untuk posisi WNI yang menjadi militer ISIS, kebanyakan berada di kawasan kawasan Syuriah tepatnya di Raqqa dan Al Bab. Tak hanya pasukan ISIS yang mendapat gaji. Ridlwan juga mendapatkan informasi bahwa WNI di tanah air yang bertugas merekrut calon pasukan untuk dikirim ke Syuriah dan Iraq juga mendapat gaji lumayan besar. "Gajinya sekitar Rp 14 juta perbulan," ujarnya.

Mereka yang bergaji besar itu biasanya orang-orang yang telah berbaiat ISIS serta namanya sudah terdata di ISIS pusat di Syuriah-Irak. Mereka kemudian dipercaya untuk merekrut WNI untuk bergabung ke Syuriah-Irak baik itu laki-laki maupun perempuan.

Sedangkan untuk WNI yang berangkat untuk bergabung ISIS, mereka akan difasilitasi. Mereka akan dijemput di perbatasan Syuriah untuk masuk ke kawasan yang telah dikuasai ISIS.

Ridlwan menyebut, lima orang yang hari Minggu (22/3) ditangkap Densus 88, diduga ada yang bertugas menjadi perekrut anggota ISIS asal Indonesia.

Kabag Penum Humas Polri Kombes Rikwanto menyebut, kelimanya berperan dalam pembinaan, pengarahan dan perekrutan simpatisan ISIS untuk berangkat ke Irak dan Suriah. Bahkan mereka turut melakukan pengumpulan dan penyaluran dana. Mereka adalah M. Fachri, Aprimul, Jack alias Engkos Koswara, Amin Mude, dan Furqon.

Lalu, darimanakah sumber dana ISIS untuk menggaji anggotanya? Menurut Ridlwan ISIS kini menguasai sebagian besar wilayah Syuriah dan Irak. Mereka juga menguasai kilang-kilang minyak yang kemudian dijual murah ke negara tetangga.

Tak hanya kilang minyak, saat melakukan penguasaan wilayah, ISIS juga menguasai bank-bank yang banyak menyimpan uang. "Ada juga para donatur-donatur untuk ISIS sehingga mereka memiliki sumber dana yang banyak," lanjut Ridlwan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini