Tribunnews.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku belum dilapori mengenai temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait aliran dana asing untuk membiayai pengikut Negara Islam Irak Suriah (NIIS/ISIS) di Indonesia.
Meskipun demikian, Kalla menilai dugaan aliran dana ini harus ditelusuri lebih jauh.
"Kita harus mencari tahu itu uang untuk apa, dari mana, harus jelas juga, jangan sampai nanti ada transfer ke luar negeri langsung dicurigai juga nanti berbahaya untuk ekonomi kita," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (26/3/2015).
Wapres juga menilai wajar jika ada aliran dana asing untuk membiayai pengikut ISIS di Indonesia karena gerakan ini melibatkan jaringan internasional.
"Itu kan memang jaringan internasional, tentu saling membantu, pasti. Jumlahnya saya tidak tahu. Memang saya baca ada dari Australia, macam-macam, itu memang jaringan internasional, sejak dulu begitu," ujar dia.
PPATK menemukan dugaan aliran dana ke organisasi masyarakat dan individu pendukung ISIS. Dana tersebut ada yang digunakan untuk merekrut pendukung atau memberangkatkan pengikut ISIS ke Irak dan Suriah.