Tahun 2001
Dua pemuda asal Kuba tewas di dekat bandara Gatwick, Inggris. Keduanya bernama Maikel Almira, 16, dan Alberto Rodriguez, 15, kehabisan oksigen dan kedinginan saat pesawat itu mencapai ketinggian.
Mereka memanfaatkan longgarnya pengamanan di bandara Havana. Dalam surat terakhir untuk ibunya, Almira mengatakan akan mencari kerja ke Amerika Serikat. Sialnya, mereka salah naik pesawat.
Seharusnya mereka naik pesawat dari bandara di Havana menuju Miami, AS. Namun, mereka malah naik pesawat Boeing 777 milik maskapai British Airways yang terbang ke bandara Gatwick. Penerbangan itu memakan waktu delapan jam. Suhu di udara bisa mencapai -57 derajat celcius.
Juni 2013
Staf Bandara Vnukovo di Moskow menemukan mayat di roda pesawat Airbus A-330, penerbangan dari Italia. Menurut penyelidikan, mayat itu sudah ada di situ selama empat hari, ikut terbang ke berbagai negara.
Pria itu diidentifikasi bernama Giorgio Abduladaze, usia 22 tahun asal Georgia. Penyidik menduga kuat, Abduladze tewas karena kedinginan di ketinggian. Saat "menumpang" atau tenar disebut “stowaway”, dia hanya mengenakan T-shirt dan celana pendek. Tak mempan menangkis dingin.
Tahun 2009
Insiden serupa terjadi di wilayah Timur Jauh, Rusia. Saat itu, mayat Filipp Yurchenko, 19, ditemukan meringkuk di bagian roda pesawat Boeing A320 milik Maskapai Vladivostok Avia. Otopsi menunjukkan, dia meninggal akibat kekurangan oksigen dan radang dingin akibat cuaca di ketinggian yang bisa mencapai -55 derajat celcius.
Banyak kasus juga terjadi di Amerika Serikat. Pada 2000 lalu, Badan Penerbangan Amerika Serikat (FAA) mengatakan ada 13 kasus tercatat di negara itu, hanya tiga yang selamat. Tahun 2001, ada enam orang berusaha masuk AS di roda pesawat, semuanya tewas. Tahun 2002, lima tewas dan seorang selamat.