News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konferensi Asia Afrika

Pidato Jokowi Menegaskan Indonesia Bukan Boneka Asing

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Indonesia Joko Widodo, dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bersiap untuk foto bersama memperingati Konferensi Asia Afrika ke-60 di JCC, Jakarta, Rabu (22/4/2015).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens menyambut positif pidato yang disampaikan oleh presiden Joko Widodo dalam pembukaan Konferensi Asia Afrika.

Menurutnya, dengan pidato presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia bangsa yang besar.

"Pidato itu menegaskan Indonesia bukan boneka asing, yang selama ini dituduhkan. Pidato itu juga menegaskan Indonesia bukan kepanjangan asing," kata Boni dalam diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (23/4/2015).

Boni menuturkan, pidato Jokowi merupakan manuver besar seorang kepala negara Indonesia setelah Soekarno yang melakukan hal yang sama.

Menurutnya, apa yang disampaikan presiden Jokowi adalah hal yang tidak lazim dilakukan oleh pemimpin negara di Asia.

"Pidato itu tidak biasa di Asia. Di Amerika latin memang sudah biasa," tuturnya.

Boni menuturkan, poin-poin penting pidato yang disampaikan Jokowi merupakan kritik keras terhadap tata dunia dan pelaku-pelaku utamanya. Menurutnya, sikap yang diperlihatkan Jokowi itu terakhir terlihat dilakukan oleh Soekarno dalam sejarah Indonesia.

"Jokowi sedang mengusung sebuah solusi mondial yang saya sebut 'Jalan Ketiga Jokowi'," tuturnya.

Masih kata Boni, dalam jalan ketiga itu, Jokowi hendak mengatasi ketidakseimbangan global reformasi tata dunia.

Menurutnya, Jokowi ingin pelaku-pelaku besar dari Utara yang selama ini menjadi hegemoni harus rela menyejajarkan posisi dengan pelaku alternatif dari Selatan.

Menurut Boni, Jokowi dalam pidatonya ingin sekat Utara-Selatan dalam hubungan yang asimetris harus didekonstruksi supaya semua ada sejajar pada suatu pondasi yang sama. Dengan begitu, semua pihak bersama-sama mencari solusi untuk masalah dunia.

"Solidaritas kawasan harus bersinergi cita-cita solidaritas global supaya kebangkitan Selatan ke depan tidak melahirkan ketidakadilan struktural baru. Jokowi membayangkan tata dunia baru yang setara dan harmonis sehingga semua pihak bersatu memperjuangkan dan kesejahteraan mondial," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini