TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu sumber air paling baik adalah dengan menghemat air. Hal itu bisa dilakukan bila masyarakat dan pemerintah sama-sama mau sadar, dan mau menghemat air.
Begitu kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), dalam sambutannya di acara "Water, Sanitation, and Cities Forum dan Exhibition 2015," di Jakarta Convention Center, (JCC), Jakarta Pusat, Rabu, (27/5/2015).
Wapres mengingatkan penghematan itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, bahkan melalui cara mandi pun penghematan itu bisa dilakukan.
Ia menyebut mandi menggunakan shower bisa menghemat air jauh lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan gayung. Namun resiko menggunakan shower adalah air bisa berhenti mengalir sewaktu-waktu, dan aktivitas mandi pun terganggu.
"Kita suka ragu kalau mandi pakai shower, pas sabunan airnya mati," kata Jusuf Kalla dengan nada bercanda.
Di sejumlah negara, bahkan pemerintahannya mengeluarkan kebiakan keras soal penghematan.
Kata Wakil Presiden ada negara yang melarang warganya mencuci mobil dengan menggunakan air yang dipasok perusahaan pemerintah.
"Tidak boleh cuci air pakai air pipa, jangan pakai air pipa pemerintah. Supaya rakyat kita bisa dapat air bersih daripada mobil bersih," jelasnya.
Selain itu penggunaan teknologi juga sangat mempengaruhi kata Jusuf Kalla. Ia mencontohkan, di Singapura saja, air bisa didaurulang hingga 5 kali, sedangkan di Jepang bisa hingga 7 kali. Indonesia bisa mengaplikasikan teknologi daur ulang itu, minimal 2-3 kali. Bila sukses maka banyak yang akan dihemat.
"Jangan kasih tahu itu (air bekas) mandi, pakai air bekas," tandasnya.