"Agar dapat secantik dan seceria bidadari, maka calon pengantin mandi pukul 11 siang. Namun, ada pula calon pengantin yang mandi sekitar pukul 15.00 demi kepraktisan," tulis Waryunah makalah yang mengulas makna simbolik upacara Siraman.
Tujuan Siraman
Waryunah Irmawati memaparkan pula tujuan dari tradisi Siraman.
Siraman digelar dalam rangka memohon berkah dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa agar calon pengantin dibersihkan dari segala godaan dan pengaruh buruk.
Selain itu, calon pengantin juga selamat dalam membangun rumah tangga dan dapat mencapai tujuan pekawinan.
Adapun pihak yang menyiram dalam prosesi itu berjumlah ganjil misalnya 5, 7, 9, 11 atau 13. Umumnya yang paling dipilih adalah 7.
"Konon Tuhan yang Maha Esa menyukai bilangan ganjil. Tujuh (pitu) bermakna pitulungan (pertolongan)," tulis Waryunah.
(Baca juga : Serba Tujuh di Siraman Gibran dan Selvi)
Waryunah menjelaskan angka 7, ini menggandung harapan yang pertama calon pengantin dalam hidupnya nanti senantiasa mendapatkan pertolongan dari Tuhan dan sesama.
Makna kedua adalah bahwa calon pengantin senantiasa memberikan bantuan kepada orang lain. Mengandung piwulang kautaman ada konsep saling memberi dan menerima pitulungan.
"Melakukan siraman tidak saja harapan bagi yang melakukan tetapi harapan semua orang sebab nantinya pengantin dapat juga memberi pitungan kepada
orang lain selain juga mendapatkan pengantin mendapatkan pitulungan dari Tuhan," tulis Waryunah.
Angka 7 inipun juga nanti akan muncul ketika siraman dilakukan dengan mencampurkan bermacam-macam air yang berjumlah 7 macam yang berasal
dari 7 sumber mata air.