News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

50 Tahun Kompas

Lomba Membaca Koran Kompas Terlama, Dua Perempuan Ini Bertahan Hingga Pukul 19.00 WIB

Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peserta Lomba Pose Baca Kompas Terlama di Plaza Senayan Gelora Bung Karno, Minggu (28/6/2015). Acara ini menyambut ulang tahun ke-50 Harian Kompas.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga pukul 19.00 WIB, tersisa 11 orang peserta lomba pose membaca koran Kompas.

Dua di antaranya yang masih bertahan adalah perempuan yaitu Merry (25) dan Roswita (56).

Keduanya duduk di kursi berlapis kain warna putih.

Para peserta itu duduk di area khusus yang telah dikelilingi tali warna merah sebagai pembatas. Para penonton mengitari tali tersebut menyaksikan serunya perlombaan.

Merry, yang menggunakan kaos warna hitam duduk di kursi paling depan samping kiri. Keringatnya tampak berjatuhan.

Perempuaan kelahiran Jakarta 11 Oktober 1990 tersebut tetap bersemangat meski kelelahan. "Capek, dek-dekan," ujar Merry meluapkan perasaanya kepada Tribunnews.com, di lokasi, Minggu (28/6/2015).

"Kalau nyerah sayang soalnya sudah dari awal," lanjut Merry yang mengaku tinggal di Matraman, Jakarta Pusat.

Sedangkan Roswita yang menggunakan kemeja berwarna putih beserta celana bahan panjang warna cokelat terlihat tampak tegak.

"Tetap semangat," ujar Roswita sambil tersenyum.

Perlombaan yang mengambil di Plasa Selatan, Senayan, Jakarta Selatan ini merupakan satu di antara persembahan istimewa HUT ke 50 harian Kompas.

Para peserta harus megikuti peraturan panita selama berpose. Posisi kedua tangan harus tetap terjaga mengantung selayak orang yang tengah membaca koran. Koran tak boleh dipindah-pidahkan halaman maupun dilipat. Kedua tangan juga tak diperkenankan menyender ke paha. Posisi badan juga tak diijinkan menyender ke kursi.
Syarat lainnya, peserta harus berada dalam posisi membaca koran yang sama. Posisi tangan tidak boleh ditopang dengan bahu, peserta tidak boleh tidur, kaki hanya boleh berganti posisi tiap 1 jam sekali, tidak boleh membalikkan koran.

Peserta yang paling lama bertahan membaca koran, dialah juaranya. Tidak main-main, hadiah total sebesar Rp 50 juta diperebutkan.

"Boleh melakukan kesalahan satu kali asalkan mereka mengakui keselahannya. Kalau mereka melakukan kesalahan dua kali langsung didiskualivikasi," ujar Rika Riyandini, kordinator lomba di sela melakukan pemantauan di lokasi.

Para peserta memiliki waktu ke toilet pada waktu-waktu tertentu, yakni pada pukul 08.00 Wib, 12.00, 16.00 dan 18.00 WIB.
Waktu isitirahat hanya 15 menit, kecuali saat buka bersama mereka mendapat waktu istirahat 30 menit. Makanan kotak berikut air mineral telah disediakan panitia.

Melanjutkan aksi setelah buka puasa, mereka mendapat tantangan tidak bisa membuat gerakan misalnya merenggangkan otot badan hingga pukul 21.00 WIB. Hal tersebut masuk sebagai penilaian panitia.

"Kalau meilirik mata boleh," ujar Rika.

Dijelaskan, mereka stand by di lokasi sejak pukul 02.00 WIB kemudian sekitar pukul 03.00 WIB mereka melewati cek medis dilanjutkan sahur bersama. Total peserta ada sebanyak 50 orang yang mulai aksinya sejak pukul 05.00 WIB.

Persyaratan mengikuti perlombaan bebas, tidak ada batasan umur dan gratis alias tak dipungut biaya. Syaratnya, dalam tiga bulan terakhir mereka tidak sakit keras.

"Kami kemarin bikin iklan lewat koran Kompas, mereka hotline ke tim kompas, lalu mereka mendaftar. Persyaratan hanya sehat dan tidak dipungut biaya," ujar Riska.

"Bisa jadi juga ada tiga orang yang tidak pernah melakukan kesalahan bagiannya lebih besar dari pada yang melakukan kesalahan. Kami tidak menilai siapa juara satunya," tambah Rika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini