TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengakui anggaran operasional institusi intelijen masih terbilang kecil sekitar Rp 2 triliun. Padahal, ruang lingkup dan tugas BIN bukan hanya di dalam tetapi juga di luar negeri.
"Saya kira penilaian sementara nilai Rp 2,6 triliun apalagi mau dipotong, itu sangat kecil," kata Sutiyoso di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/6/2015).
Sebagai lini terdepan dalam keamanan negara, Sutiyoso menilai BIN harus memiliki biaya yang memadai. Menurutnya, di negara manapun operasi intelijen adalah operasi yang mahal karena menyangkut keselamatan negara. "Dalam hal anggaran, saya akan berkonsultasi dengan Komisi I DPR RI," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Namun, Sutiyoso enggan menyebutkan anggaran ideal yang harus dimiliki BIN. Apalagi, anggaran BIN itu digunakan untuk gaji pegawai, operasional yang lingkupnya luas dan juga mendukung kerja intelijen di luar negeri.
"Nilai itu tentu sangat kecil sepengetahuan saya bila (dibandingkan dengan) biaya intelijen di negara-negara lain," katanya.
Diketahui, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan alokasi anggaran BIN pada 2015 senilai Rp 2,6 triliun dan hingga saat ini realisasinya sebesar 42 persen. "Realisasi sebesar 42 persen adalah tinggi," tuturnya.