TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengimbau agar warga sipil yang pernah membayar naik pesawat Hercules agar segera melaporkan.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Fuad Basya, mengatakan itu penting untuk mengungkapkan apakah benar pesawat TNI digunakan untuk mengangkut sipil yang tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan militer.
"Justru yang kita harapkan orang itu melaporkan ke kita. Dia tidak jadi fitnah. Pasti kita akan ambil tindakan," ujar Fuad di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (4/7/2015).
Bekas Wakil Asisten Logistik KSAD itu mengatakan banyak sipil di media mengatakan mereka pernah membayar untuk menaiki pesawat Hercules. Terkait pengakuan tersebut, Fuad mengatakan pihaknya tidak akan menjemput bola.
Fuad beralasan di era keterbukaan pers atau kebebasan berbicara, semua orang bisa berbicara apa saja. Namun, belum tentu apa yang dibicarakan tersebut bisa dipertanggungjawabkan.
"Ini kan era kebebasan pers, kebebasan berbicara. Semua orang bisa berbicara kemana saja dengan siapa saja. Tapi yang kita harapkan bukan begitu, yang kita harapkan adalah bicara yang bisa dipertanggungjawabkan. Kita juga tidak akan cari siapa yang bicara itu," kata Fuad.
Terkait kecelakaan Hercules C-130 di Medan, Fuad mengatakan hingga kini belum bisa dipastikan apakah sipil yang ikut dalam penerbangan tersebut benar-benar bukan anggota keluarga TNI.
"Ini kan kata orang. Hasil investigasi belum ada. Ini kan seolah-olah ada. Saya katakan tidak ada. Nanti akan membuktikan itu ada atau tidak, itu hasil investigasi," tukas pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat itu.
Sekadar informasi, pesawat angkut militer Hercules C-130 dengan registrasi A-1310 milik Skuadron 32 TNI Angkatan Udara jatuh usai take off dari Lanud Soewondo, Medan menuju Pangkal Pinang.
Pesawat bermesin empat turboprop itu mengangkut 113 penumpang. 101 penumpang adalah masyarakat sipil.