TRIBUNNEWSCOM, JAKARTA - Gunung Sinabung berstatus awas level 4, status paling tinggi untuk Gunung Merapi. Sejak September 2013 Gunung Sinabung masih meletus. Bahkan pada dua hari terakhir, yaitu Minggu hingga Senin (27/7/2015), letusan Gunung itu disertai dengan awan panas ke arah timur, tenggara, dan selatan.
"Sejak tadi pagi hingga sore hari sudah terjadi tiga letusan yang jaraknya 1 hingga 30 meter, tingginya 1 kilometer. Direkomendasikan 6 kilometer di sisi timur dari Gunung Sinabung, areanya harus clear. Sedangkan 7 kilometer di sisi tenggara," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta Timur, Selasa (28/7/2015).
Dampak dari status awas level 4 Gunung Sinabung, hingga saat ini terdapat 10 ribu pengungsi atau berkisar 3.030 kartu keluarga. Para pengungsi ditempatkan di 10 tempat pengungsian.
"Sampai kapan kita tidak tahu, semua tergantung dari aktivitas Gunung Sinabung. Menurut ahli Gunung dari Indonesia, Amerika Serikat, dan Inggris, diperkirakan aktivitas Gunung Sinabung bisa sampai lima tahun ke depan," ujar Sutopo.
Saat ini BNPB fokus untuk merelokasi tiga desa yang terdapat 370 kartu keluarga. Rencananya relokasi itu akan selesai pada akhir 2015.
"Diperlukan sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 7 triliun, untuk penanganan relokasi, infrastruktur pemukiman, dan ekonomi produktif. Sampai saat ini, kebutuhan dasar dan logistik tercukupi," ujar Sutopo.
Pengungsi Gunung Sinabung
Para pengungsi Gunung Sinabung masih kesulitan dalam hal mata pencaharian. Karena kebanyakan dari mereka adalah para petani.
Dari sekitar 3030 kartu keluarga yang mengungsi, meski berbahaya para petani itu kembali ke rumahnya untuk melakukan aktivitas
Sedangkan para anak pengungsi yang sekolahnya tersendat, mereka dititipkan di sekolah-sekolah terdekat.
Disediakan truk-truk antar jemput untuk mereka tumpangi. "Kami meminta Kemendikbud agar aktif menangani anak-anak di pengungsian," tutup Sutopo.