TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Anggota Dewan Ahli Ikatan Sarjana NU (ISNU) Jombang Aan Anshori mendesak agar PKB menurunkan sendiri benderanya dari area Muktamar ke-33 NU.
“Memasang atribut politik merupakan hak parpol. Namun jika dipasang pada Muktamar NU itu sangat tidak etis. Parpol harus mnurunkan sendiri atribut politis yang sudah terpasang,” kata Aan Anshori, Rabu (29/7/2015).
Selain mendesak PKB, Aan juga meminta Panitia Muktamar bersikap tegas dengan cara membersihkan semua atribut parpol dalam radius tiga kilometer dari arena-arena muktamar.
Menurut Aan, praktik sweeping atribut parpol di arena muktamar beberapa waktu lalu merupakan puncak kekesalan warga NU yang harus dipahami sebagai bukti kecintaan mereka kepada organisasi ini.
“Mereka marah karena NU terkesan ditunggangi terus-menerus. Elite parpol harusnya malu jika kedekatan mereka ke NU bersikap politis. Kalau ingin berkiprah di muktamar, harusnya mereka tidak mengusung atribut parpol,” tandas Aan yang juga aktivis Jaringan NU Kultural (JANUR).
Aan Anshori juga menolak NU dicitrakan hanya milik satu parpol karena faktanya kader-kader NU tersebar di hampir semua parpol. NU di atas semua parpol, tidak boleh ada kooptasi NU secara publik oleh para parpol.
“Demi kebesaran Jam’iyah NU dan kehormatan parpol sendiri, dalam arti agar tidak menjadi cibiran publik, marilah berkhidmat ke Muktamar NU tanpa tendensi politik,” kata Aan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pihak Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang menurunkan secara paksa atribut PKB yang terpasang di area pondok setempat, Sabtu (25/7/2015).
Sementara Ketua DPC PKB Jombang Subaidi Mukhtar menepis keras tudingan menunggangi muktamar. “Tidak ada intervensi. Saya jadi panitia karena saya warga NU. Buktikan kalau kami intervensi, jangan hanya main tuduh!” sergah Subaidi.
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok:
LIKE Facebook Page www.facebook.com/SURYAonline
FOLLOW www.twitter.com/portalSURYA
Penulis: Sutono