TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampil beda ketika menghadiri dua muktamar organisasi Islam terbesar di Indonesia. Dua muktamar dimaksud adalah Muktamar ke-33 Nahdalatul Ulama (NU) di Jombang Jawa Timur dan Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar Sulawesi Selatan.
Hadir di Muktamar NU, Jokowi mengenakan peci, jas hitam tanpa dasi, dan sarung.
Bekas Wali Kota Solo ini pun menceritakan sekelumit ihwal sarung yang digunakannya tampil di depan muktamirin. Kata Jokowi, sarung yang dikenakannya mendapat pujian dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Sarung ini dibelikan istri saya (Iriana) kemarin. Istri saya bilang kalau sarung ini nanti dipakai untuk acara Muktamar NU. Sarung ini langsung saya gunakan saat di hotel dan saat turun dari hotel, saya ditanya Bu Mega (Megawati Soekarnoputri), 'Sarungnya bagus ya, dik?' Apanya yang bagus Bu. warnanya?" kata Jokowi menceritakan pujian Megawati saat memberikan sambutan pembukaan Muktamar ke-33 NU di Jombang, Sabtu (1/8/2015) malam lalu.
Nah, ketika membuka Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, Senin (3/8/2015), kemarin, Jokowi tampil dengan busana yang berbeda.
Bekas Gubernur DKI Jakarta ini menggunakan busana jas lengkap berupa peci, jas hitam dengan dasi merah dan celana panjang (tanpa sarung).
Meskipun demikian, Jokowi di dalam pidatonya tidak menyinggung sama sekali perihal busana yang dikenakannya.
Dalam draft pidato resmi yang diperoleh Tribunnews.com, Jokowi banyak mengungkap soal peran Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kita juga harus berani menyuarakan kemerdekaan Negara Palestina dan mengambil posisi sebagai kekuatan moderat, toleran dan konstruktif di antara bangsa-bangsa dan peradaban dunia, demi terwujudnya tatanan global yang lebih damai. Kita juga harus menjadi contoh untuk membangun masyarakat yang bisa hidup damai dan rukun dalam keragaman," ujar Jokowi.