TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menaruh harapan besar kepada para penerima beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP), terutama mereka yang mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di luar negri.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, ketika memberikan pembekalan untuk 128 penerima beasiswa LPDP, di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (4/8/2015), percaya institusi pendidikan di luar negeri dapat memberikan ilmu yang berbeda dari apa yang bisa ditawarkan di dalam negeri.
"Ilmu berkembang cepat, dan apabila tidak kita raih, akan ketinggalan. Maka pendidikan ke luar negeri bagian meningkatkan daya saing," katanya.
Pemerintah berharap selama di luar negeri, mahasiswa Indonesia bisa memperoleh manfaat sebanyak-banyaknya. Bukan hanya dari ilmu pengetahuan, akan tetapi juga pengalaman, kemampuan bersaing, hingga jaringan.
"Anda juga harus membangun sinergi, networking, dengan masyarakat atau ilmuan negara manapun. Jangan hanya berkelompok dengan Melayu, kalau bisa dengan kelompok mahasiwa lain," ujarnya.
Ia berharap para penerima beasiswa LPDP setelah lulus, dapat bekerja di perusahaan-perusahaan terbaik di dunia, untuk menimba pengalaman dan ilmu. Setelahnya, diharapkan lulusan luar negeri itu mau kembali ke tanah air, untuk menerapkan ilmu dan pengalamannya, membangun Indonesia.
"India maju karena sejak awal membina sinergi. Kalau tamat diminta kerja di Microsoft, Google, silahkan," katanya.
Untuk seorang penerima beasiswa LPDP, Jusuf Kalla menyebut negara harus merogoh kocek hingga sekitar Rp 40 juta per bulannya. Ia bahkan menyebut jumlah tersebut sama dengan gaji bulanannya sebagai Wakil Presiden.
"Anda berutang kepada negara, anda bayarnya bukan dengan uang, tapi prestasi, daya saing, kemampuan, produktivitas," tandasnya.