TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengatakan, kaum intelektual di Indonesia harus memiliki pandangan terbuka dalam membangun dan mencerdaskan bangsa. Jangan sampai para intelektual justru bersikap semena-mena layaknya kelompok Taliban di Afganistan.
"Jangan seperti Taliban yang pernah berkuasa di Afganistan. Mereka pernah melarang perempuan untuk bersekolah. Ini kan tidak benar," ujar Buya saat menjadi keynote speaker saat bedah buku Muazin Bangsa dari Makkah Darat: Biografi Intelektual Ahmad Syafii Maarif di Monumen Mandala, Makassar, Selasa (4/8/2015).
Menurut Buya Syafii, banyak persoalan di Tanah Air yang belum dapat diselesaikan karena masih banyak masyarakat yang belum teredukasi dengan baik. Oleh sebab itu, sudah menjadi tugas kaum intelektual untuk membantu edukasi tersebut.
"Indonesia bisa bangkit kalau bisa menyelesaikan persoalan domestik. Persoalan itu ada banyak, di antaranya korupsi yang merajalela," ujarnya.
Dalam kegiatan bedah buku itu, hadir sejumlah pembicara. Di antaranya adalah cendekiawan Muslim Azyumardi Azra, pengajar dari California Riverside University Muhammad Ali, dan Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq.
Muhammad Ali menilai, tidak sedikit pemikiran Buya yang telah diadopsi berbagai kalangan. Bahkan, dalam penyelenggaraan Muktamar ke-47 Muhammadiyah kali ini, menurut dia, tema yang diangkat tidak terlepas dari gagasan pemikiran Buya.
"Gagasan Islam berkemajuan sangat kongruen (sama) dengan gagasan besar tentang keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Sebagaimana telah lama didengungkan oleh Buya selama ini," ujarnya.
Penulis: Dani Prabowo