TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Saiful Mujani Reasearch and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan mengatakan bahwa jika lawan politik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin melawan dan menurunkan pamor gubernur DKI Jakarta tersebut dalam pilkada 2017, seyogyanya dapat menangkal kinerja Ahok selama menjadi gubernur Jakarta, karena pada saat ini hanya hal tersebut yang paling logis dilakukan.
"Ya kalau mau maju dan melawan Ahok, negatifkan saja kinerja positif Ahok. Selesai, hanya itu yang bisa diimplementasikan," ujarnya dalam konferensi pers di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (14/10/2015).
Menurut Djayadi, dalam survei SMRC yang dilakukan pada Agustus lalu, koresponden dari masyarakat DKI Jakarta, sebanyak 23,5 persen masih memilih Ahok menjadi gubernur jika pilkada dilakukan pada Agustus lalu.
Selain Ahok, ada nama lain seperti Fauzi Bowo, Abraham Lunggana dan juga Amien Rais yang dibicarakan masyarakat Jakarta untuk menjadi gubernur.
"Hasil survei kami mempunyai margin error yang rendah. Kami survey dan tanya langsung 800 responden di DKI Jakarta," tambahnya.
Sedangkan untuk nama-nama yang sudah beredar saat ini seperti, Sandiaga Uno, Adhyaksa Dault dan juga Boy Sadikin, Jayadi mengatakan bahwa pada bulan Agustus akhir, nama-nama tersebut belum muncul. Sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam hasil survei.
"Nama-nama yang ada juga belum pasti karena masih satu setengah tahun lagi. Peta politik dukungan juga belum jelas. Semuanya masih bisa berubah," kata Jayadi