TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengatakan setiap negara butuh program bela negara.
Oleh karena itu, JK pun mengaku setuju dengan gagasan yang sudah diumumkan secara resmi oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, itu.
"Masa kita menolak? Semua negara butuh bela negara," kata Jusuf Kalla, kepada wartawan usai memberikan kuliah umum, di Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Kamis (15/10/2015).
Ia juga mengingatkan, bahwa program bela negara berbeda dengan wajib militer.
Jusuf Kalla mengatakan dalam program bela negara, setiap peserta akan dilatih membela negaranya, sesuai dengan kompetensi dan pekerjaannya masing-masing.
"Anda bela negara dari media, bagaimana menjabarkan berita yang baik, positif, bela negara juga. Bela negara bukan hanya bertempur," terangnya.
Seorang dosen dapat berkontribusi dengan kemampuannya untuk bela negara.
Jusuf Kalla mengatakan seorang dosen bisa bekerja dengan baik, dengan cara mendidik mahasiswanya agar menjadi berguna untuk negara.
"Seorang mahasiswa bisa bela negara dengan menciptakan inovasi. Tentunya kalau seorang tentara ya dengan bertempur," terangnya.
Sedangkan terkait anggaran program yang digagas Kementerian Pertahanan itu, Jusuf Kalla mengaku belum bisa menerangkan. Ia mengaku masalah anggaran sama sekali belum dibahas oleh pemerintah.