TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langit di atas Ibukota DKI Jakarta begitu pekat tertutup partikel asap pada Sabtu (23/10) petang. Namun Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergeming. Ia tetap bertolak ke Amerika Serikat untuk melakukan kunjungan kenegaraan hingga 30 Oktober mendatang.
Jokowi memercayakan Wakil Presiden M Jusuf Kalla dan Menko Polhukam untuk menangani kebakaran hutan dan kabut asap yang kini sudah menyebar ke berbagai penjuru tanah air hingga luar negeri.
Pekatnya langit di atas Ibukota DKI Jakarta dan beberapa wilayah di Jawa sudah berlangsung sejak Jumat (23/10) pagi. Hingga Sabtu malam saat Jokowi bertolak ke Amerika Serikat dari Bandara Halim Perdanakusumah, kabut di atas langit Jakarta masih pekat.
Hari Jumat lalu, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa kabut di atas langit Jakarta bukan akibat asap kebakaran hutan.Kepala Sub Bidang Informasi BMKG Hari Tirto Djatmiko menyebut, langit Jakarta tertutup kabut atau istilahnya Haze.
Yakni kekaburan udara yang disebabkan partikel-partikel kering yang sangat kecil dan melayang-layang di udara sehingga menyebabkan jarak pandang (visibility) berkurang. Namun bukan disebabkan asap dari kebakaran hutan.
Namun pernyataan BMKG dimentahkan Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Sutopo secara tegas menyebut bahwa kabut asap yang berasal dari Sumatera dan Kalimantan sudah sampai di Ibu kota Jakarta.
"Jakarta sepanjang hari tertutup kabut asap seperti haze. Asap tipis Sumatera dan Kalimantan telah mengimbas Ibu Kota," tulis Sutopo melalui akun twitternya.
Menurut Sutopo, partikel haze dapat berupa polusi hasil sisa proses pembakaran seperti debu dan abu. Keduanya diproduksi oleh pembakaran kayu kering dan tumbuhan hijau.
Pantauan Tribun sepanjang hari Jumat dan Sabtu, langit Jakarta tertutup kabut pekat. Sinar matahari yang biasanya menyengat, agak teduh seperti tertutup awan. Namun jika dilihat detail, bukan awan yang menutupi langit. Meski demikian, kabut asap tersebut tak sampai menganggu pernafasan.
Sampai Filipina
Sutopo menambahkan bahwa kabut asap telah menyebar tak hanya di tanah air. "Asap lintas batas negara. Asap menutup langit Sumatera-Kalimantan-Malaysia-Singapore-Filipina pada 24-10-2015 (pukul) 10.20," tulis Sutopo.
Pengamat cuaca dari BMKG Filipina yakni Alan Gelani mengatakan bahwa kabut asap berada di ketinggian 5000 km di bawah langit. Ia menyebut, kabut tersebut berasal dari kiriman kebakaran lahan di Indonesia.
BMKG Indonesia kemarin juga menyatakan bahwa kabut masih menyelimuti langit Jakarta dan sekitarnya. Kondisinya masih sama dengan hari Jumat (23/10) lalu. Namun tingkat kepekatan kabut pada hari Sabtu berkurang jika dibandingkan dengan Jumat. Partikel kecil itu kini berada di jarak 3.000 meter atau 3 kilometer (km) dari permukaan laut.
Sedangkan pada Jumat kemarin, partikel itu ada di lapisan atas langit yang berjarak 1,5 km lebih dari permukaan tanah.
"Kalau hari ini relatif hampir sama (seperti kemarin) tapi tidak sama persis. Partikel kecil asap berada di lapisan langit bagian atas yang jaraknya 3.000 meter dari permukaan laut," kata Kepala Sub Bidang Informasi Hari Tirto.
Menurutnya, partikel pada hari Sabtu kemarin, angin berembus ke arah barat daya. "Artinya angin ke sekitar Selat Sunda sehingga Jakarta tidak terhalang kabut seperti kemarin," imbuh Hari.