TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (Depipus) Baladhika Karya sebagai ormas bentukan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) melakukan Musyawarah Besar (Mubes) untuk menggukuh sikap mendukung program pemerintah dalam bela negara sekaligus pengukuhan jajaran pengurus Baladhika Karya periode 2015-2020
Pada acara Mubes Sabtu (24/10/2015) mengambil tema “Bela Negara Wujudkan Kesejahteraan Rakyat”, SOKSI Bangkit Baladhika Karya Bangkit !. Hadir Ketua Umum Depinas SOKSI yang juga Wakil Ketua Partai Golkar Ade Komarudin, senior SOKSI Oetoyo Usman. Dalam acara ini diisi dengan pengarahan dari Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI Purn Ryamizard Ryacudu.
Dikesempatan ini Ade Komarudin mengatakan bahwa sejak awal SOKSI selalu mendukung konsep bela negara melalui pendidikan kader bangsa.
"Kalau kita dari dulu yang bersemangat SOKSI, bahkan kami memiliki pendidikan kader bangsa yang terus diterapkan," katanya
"Kami menilai tidak bisa masalah pertahanan ini diserahkan penuh kepada TNI saja. Tapi kan konsep TNI itu kan adalah bersama rakyat," ujarnya.
Akom sapaan akrab Ade Komarudin menilai bela negara bagi negara yang berdaulat penting, namun harus dihitung secara benar mekanismenya, prosesnya dan lain sebagainya terutama mengenai anggarannya
"Kita tahu bahwa keuangan negara pada posisi sekarang sedang sulit dan berat. Ekonomi Indonesia saat ini mengalami pelambatan jangan sampai usulan program bela negara membebani keuangan negara," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Baladhika Karya terpilih oleh Novel Hilabi, mengatakan bahwa Lembaga ini adalah wadah perjuangan yang menghimpun manusia karya pejuang yang mandiri, bermoral dan profesional, bergerak terutama di bidang kekaryaan profesi.
"Melalui Musyawarah Besar nanti Para Wira Utama Baladhika Karya seluruh Indonesaia akan mempertegas sikapnya untuk menjadi garda terdepan mengawal keberhasilan Program Nawacita, yaitu dengan menghambat munculnya perilaku sosial termasuk ancaman komunisme yang kurang mendukung proses pengisian nilai-nilai kemerdekaan Indonesia. Tindak pidana KKN, pelanggaran hukum dan HAM, masih terus berlangsung" katanya.
Dia menilai bahwa, selama 70 tahun kemerdekaaan bangsa Indonesia masih terus berada dalam pasang surut. Proses pembangunan bangsa Indonesia memang masih tersendat akibat adanya perlambatan ekonomi global, bencana alam dan krisis identitas bangsa.
"Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk menjawab tantangan geo-politis itu maka segenap komponen bangsa harus terlebih dahulu sadar akan kemampuan dan potensi yang dimiliki dengan menyatupadukan tekad untuk militan mewujudkan negara sejahtera. Melalui program Bela Negara diharapkan menjadi kawah candra dimuka untuk menumbuhkan Nasionalisme dan mempertebal militansi seluruh Kader Bangsa akan ke-Indonesiaan mereka," katanya.
Baladhika Karya juga akan melanjutkan Pendidikan Politik Kader Bangsa (P2KB) yang merupakan program rutin kaderisasi SOKSI untuk menanamkan dan meningkatkan Disiplin Nasional yang memiliki kelebihan dan keunggulan dibanding budaya impor dari negara maju yang bermuatan hedonisme, individualisme, dan liberalisme.
Untuk itulah, kaum pemuda hendaknya memegang erat budaya bangsa serta mengembangkannya secara terus menerus agar sesuai dengan perkembangan zaman selama tidak menjadi kehilangan ciri khas dan substansi asalnya, sehingga bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dan juga berperan aktif untuk ikut serta didalam setiap upaya bela negara," katanya.