TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemberian gelar pahlawan nasional dari pemerintahan Jokowi-JK kepada presiden ke-2 RI, Soeharto ditunda menunggu waktu yang tepat.
Terlepas itu, sebagian masyarakat Indonesia menolak pemberian gelar kepada presiden yang berkuasa selama 32 tahun itu.
Namun, tidak demikian dengan sejumlah warga yang mengenal dan tinggal di dekat kediaman Soeharto, Jalan Cendana nomor 6-8, Menteng, Jakarta Pusat.
Sebut saja Yudi (28), warga yang tinggal berhadapan dengan kediaman Soeharto.
"Memang Pak Harto ada plus minusnya. Tapi, kalau saya sih setuju, setuju aja Pak Harto jadi Pahlawan Nasional," kata Yudi saat ditemui Tribunnews di kediamannya, Selasa (10/11/2015).
Bagi Yudi, Soeharto layak menerima pahlawan nasional mengingat jasa-jasanya sebagai presiden dalam membangun Indonesia.
"Pantas aja dia dapat gelar Pahlawan. Kan dia jadi bapak pembangunan," ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Umi (32), warga yang tinggal di ujung Jalan Cendana.
Perempuan yang telah 15 tahun tinggal di Jalan Cendana ini mengaku sering bertemu mantan Presiden Soeharto kediamannya semasa hidup. Tak jarang ia bersalaman dengan presiden bergelar Jenderal Besar itu.
"Pak Harto layak-layak aja jadi pahlawan. Kan dia ikut bangun Indonesia," kata Umi.
"Dulu waktu zaman Pak Harto jadi presiden apa-apa murah, sekarang semua mahal. Yah, uenak zaman Pak Harto lah. Kayanya yang sekarang nggak berhasil," sambungnya.
Sementara itu, penjual bakso langganan keluarga Soeharto, Andi (65) belum mampu menyampaikan sikap mendukung atau menolak pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.
Yang jelas bagi Andi, Soeharto adalah pahlawan hatinya. Sebab, ia merasakan masa-masa 'kejayaan' hanya semasa kepemimpinan Soeharto.
"Saya nggak tahu Pak Harto layak pahlawan atau nggak. Yang jelas buat saya pribadi dia baik, dia pahlawan saya. Tapi saya nggak tahu kalau masyarakat umum nggak mau," ucap Andi.
"Yang jelas waktu zaman Pak Harto apa-apa murah dan dagangan bisa laku lebih 100 mangkok sehari. Sekarang apa-apa mahal," sambung pria asal Kuningan, Jawa Barat yang telah menjadi pedagang 'Bakso Cendana' selama 47 tahun di Jalan Cendana.