Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Koalisi Indonesia Hebat (KIH) berganti nama menjadi partai-partai pendukung pemerintah (P4) pascapertemuan dengan Presiden Joko Widodo dengan petinggi partai politik pendukung pemerintah.
Pengamat Politik Founding Fathers House, Dian Permata menilai perubahan tersebut untuk mengakomodir masuknya Partai Amanat Nasional (PAN).
Dian mengatakan masuknya partai berlambang matahari terbit ke KIH merubah peta politik nasional.
Ia mengatakan istilah KIH sebagai basis dukungan JKW-JK pada pilpres lalu menjadi tidak relevan karena masuknya PAN. Begitu juga dengan Koalisi Merah Putih (KMP) "Lantaran hengkangnya PAN," kata Dian ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (15/11/2015).
Di sisi lain, kata Dian, bergabung PAN akan mereduksi bahwa kritikan yang dikeluarkan Partai Politik (parpol) yang dulu bergabung dengan KMP merupakan warisan perseteruan di Pemilihan Presiden "Jadi sekarang, kritikan dari elemen dulu yang di KMP sudah tidak bisa disebut warisan Pilpres," tuturnya
Sebelumnya,Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya Romahurmuziy mengatakan pengubahan nama ke P4 karena ingin mengakhiri polarisasi KIH-KMP.
Dua koalisi itu telah dimulai sejak konstestasi kepresidenan.
"Berkali diujar KIH dan KMP sudah berakhir, tapi masih tertulis juga dimana-mana. Kini setahun sudah berselang, sudah saatnya bangsa ini menatap ke depan," ujarnya.