Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operasi Camar Maleo di Poso untuk menangkap jaringan teroris kelompok Santoso sudah dilakukan lebih dari tiga kali.
Namun hasilnya pimpinan kelompok, yakni Santoso, tetap tidak tersentuh.
Agar Santoso dan jaringannya bisa ditangkap, kali ini Polri menggandeng pasukan TNI untuk sama-sama memburu kelompok Poso di beberapa hutan dan pegunungan.
Selain personel TNI dan Polri, ternyata beberapa anjing pelacak jagoan Polri juga ikut berpartisipasi. Mereka diterbangkan khusus dari Mabes ke Poso.
Brigadir Rahmat, Pawang Direktorat Satwa Mabes Polri mengatakan anjing-anjing itu bukan anjing sembarangan. Melainkan anjing yang kemampuan mengendusnya tidak diragukan lagi.
"Kalau naik gunung, anjing ikut juga. Selama naik itu kan beberapa hari. Nah ada juga anjing yang mati karena memang medannya berat. Ada yang mati pendarahan, kepanasan dan kelelahan," ungkap Rahmat, Kamis (19/11/2015) di Mabes Polri.
Selama ikut operasi, diutarakan Rahmat tugas anjing-anjing ini yaitu mencari jejak dari Santoso. Dan melalui penciuman mereka, berhasil didapatkan sarang dari Santoso dan anak buahnya.
"Kami berhasil temukan tempat tinggal dan tempat masak grub Santoso.Terakhir pas mau pulang, anjing menemukan bekas darah diduga darah Santoso di pegunungan Sakinah Jaya," tegasnya.
Namun setelah ditelusuri, jejaknya hilang di perkampungan. Dan setelah dilakukan pengembangan ada informasi dari bidan kampung mengaku ada pria bersenjata yang minta berobat tapi bidan menolak.
Karena ditolak, pria itu lalu kabur ke Pegunungan Sausu. Pasukan lalu memburu ke Pegunungan Sausu, disana ditemukan bekas sepatu namun lagi-lagi anggota kehilangan jejak.