TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna meminta pembelian helikopter AgustaWestland AW101 Merlin buatan Italia sebagai helikopter kepresidenan RI tidak terus diributkan.
Menurutnya, ada pihak yang berkepentingan dalam isu tersebut.
"Sebetulnya, yang buat kisruh itu siapa, ini orang buat kisruh pasti punya kepentingan," kata Agus kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (27/11/2015).
Dirinya bahkan menuding isu pembelian helikopter VVIP itu sengaja dipolitisisasi. Hal tersebut agar masyarakat tidak percaya kepada TNI AU sebagai pengguna alutsista udara itu.
"Saya bingung dipolitisir, kalau tidak percaya sama user (TNI AU). Saya 32 tahun lho sebagai pengguna. Kita harus kaji sesuai peningkatan profesionalisme, saya merasakan sendiri," katanya.
Lebih lanjut Agus mengingatkan, pengadaan alutsista udara tidak bisa dilakukan sembarangan. Dalam pengadaan hibah pesawat tempur F-16 misalnya, TNI AU merima pesawat buatan Amerika Serikat (AS) tersebut selama tiga tahap. Tahap pertama, prajurit matra udara menerima lima unit dan rusak satu. Begitupun pada penerimaan tahap kedua.
"Kita ingn punya pesawat banyak, tidak apa-apa dikatakan hibah, lima pesawat prtama datang, kecelakaan satu, yang kedua juga ada insiden, jadi kita pakai delapan. Tahap ketiga harusnya sudah berangkat Agustus-September tapi tidak ada mesin. Lebih baik mundur," katanya.
Untuk itu, Agus memastikan TNI AU menginginkan pembelian alutsista yang baru dan lengkap. Terlebih saat menjadi penerbang, ia mengenang pernah mengalami dua insiden kecelakaan yang hampir membuatnya tewas.
"Kami harus beli baru dan lengkap, ini pesawat tidak bisa main-main. Saya ngalami dua kali, satu landing pake pelontar, satu pakai mendarat darurat," kata Agus.