TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo kembali mengangkat Suhajar Diantoro sebagai Penjabat Gubernur Bengkulu, Rabu (2/11/2015).
Mantan Rektor IPDN itu diberikan amanah sementara untuk menggantikan Junaidi Hamzah yang telah habis masa jabatannya sebagai Gubernur Bengkulu.
Dalam pengangkatan itu, Tjahjo kembali menekankan perlunya deteksi dini kepada Suhajar. Mengingat, momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan dimulai sebentar lagi. Pemerintahan yang berganti dengan cepat ini diminta Tjahjo harus diimbangi dengan koordinasi sigap.
"Pak Suhajar harus segera melakukan koordinasi dengan Kapolda, Pangdam, DPRD, KPU, Bawaslu dan seluruh pengambil kebijakan demi menjaga stabilitas keamanan," kata Tjahjo di kantornya, Jakarta Pusat.
Menurut Tjahjo, pemetaan hasil deteksi dini terhadap lokasi rawan konflik turut menentukan suksesnya Pilkada. Mengingat, hanya dengan manajemen terukur seperti inilah konflik-konflik pesta demokrasi di daerah dapat diatasi.
Mantan Sekjen PDIP itu kemudian menjelaskan saat-saat genting di dalam Pilkada serentak. Tjahjo menilai, momen penghitungan suara harus benar-benar diperhatikan oleh seluruh pemangku kepentingan. Pasalnya, situasi massa tidak bisa diduga dan sanggup meledak kapanpun saja, sehingga perlu pengamanan ekstra.
"Saat penghitungan suara, ini emosi masyarakat tinggi, siapa yang menggerakan itu? Ya para elit. Ini harus diamankan," imbuhnya.