TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengapresiasi langkah Sigit Priadi Pramudito yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dirjen Pajak, di tengah-tengah kekurangan penerimaan pajak saat ini yang mencapai sekitar Rp.400 triliun.
"Ya tentu kita menghargai suatu upaya dan kita juga menghargai suatu kejujuran dan juga sportifitas," kata Jusuf Kalla kepada wartawan usai menghadiri Peresmian Pembukaan Rakernas Real Estate Indonesia (REI), di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Rabu (2/12/2015).
Jusuf Kalla mengaku maklum bila target pajak Rp. 1.200 triliun tidak tercapai, salah satunya karena kondisi ekonomi dunia yang tengah lesu, dan berdampak ke pelemahan perekonomian Indonesia.
Ia menyebut kekurangan penerimaan pajak, bukan cuma karena masalah aparat negara.
"Kita menghargai bahwa walupun tentu bukan hanya masalah ketidakmampuan, tapi juga masalah ekonomi keseluruhan di dunia ini dan di Indonesia," katanya.
Target sekitar Rp. 1.200 triliun itu menurutnya tidak berlebihan. Indonesia punya kemampuan untuk memenuhi hal tersebut, namun ia akui perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat target tersebut tidak mudah dikejar.
Ia mengimbau Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, nantinya dapat menunjuk Dirjen pajak baru yang bisa memenuhi target tersebut.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Sigit Priadi Pramudito mengaku mundur karena target penerimaan pajak tahun ini jauh di bawah target, yakni hanya mencapai sekitar 80-82 persen dadi target.
Sigit Priadi Pramudito mengajukan surat pengunduran dirinya kemarin, Aelasa (1/12).
Di hari yang sama, Jusuf Kalla dalam sambutannya di acara "Indonesia Economic Outlook 2016" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, mengeluhkan soal penerimaan pajak yang jauh dari target.