TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menkopolhukam Luhut Panjaitan menilai, semakin lama, dugaan pelanggaran etik Ketua DPR Setya Novanto justru menyudutkan dirinya.
Bahkan ungkap Luhut, karena kasus ini, keluarganya menjadi resah.
Kasus Setya Novanto bersama Reza Chalid bertemu Bos Freeport memang menyeret juga nama Luhut Panjaitan.
Bahkan nama Luhut berdasarkan rekaman bukti yang dipegang MKD, disebut sebanyak 66 kali.
"Itu yang membuat saya lama-lama menjadi tidak adil. Kenapa begitu? Saya ingin orang yang bilang ini tunjukan salah saya di mana? Saya merasa terganggu, anak saya yang tentara aktif, saya sendiri, istri saya, keluarga saya. Saya ingin berhadapan dengan orang-orang yang bilang ini. Jangan negeri ini dirusak berita tidak benar," kata Luhut dengan suara tinggi, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (11/12/2015).
Menurut Luhut, sudah jelas posisi kasus ini. Sehingga tidak benar kalau diputar balikan.
Apalagi pada tanggal 17 Juni 2015, klaim Luhut, ketika dirinya menjadi Kepala Staf Kepresidenan, telah memberikan memo kepada Presiden Jokowi untuk tidak memperpanjang kontrak Freeport Indonesia.
Adapun percakapan antara Setya Novanto, Riza Chalid bersama bos Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, sebagaimana dipegang MKD saat ini, dilakukan tanggal 8 Juni 2015.
"Jadi kalau dibilang saya ini diminta ngomong ke Pak Presiden untuk memperpanjang Freeport, apa coba buktinya?" kata Luhut.