Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Forum komunikasi masyarakat Minang masih menunggu permintaan maaf dari pengusaha Riza Chalid karena disinyalir telah menghina masyarakat minang dengan kata "Provinsi Dajjal".
Ketua Forum Masyarakat Minang, M Rafik menyatakan bahwa Riza Chalid secepatnya harus menanggapi hal tersebut.
"Mau saudaranya, adiknya, siapapun yang berurusan dengan Riza harus secepatnya menanggapi somasi ini. Kami pasti memaafkan jika ada pernyataan minta maaf," ujarnya di kawasan Rawamangun, Jakarta, Minggu (13/12/2015).
Jika tidak, kata Rafik, dirinya tidak akan menanggung risiko dengan yang terjadi kepada Riza Chalid di kemudian hari. Hal tersebut disampaikan mengingat saat ini, masyarakat Minang masih berbaik hati.
"Mengontrol emosi 10 juta rakyat Minang itu tidak mudah. Daripada ada hal yang tidak kami inginkan juga. Makanya Riza harus meminta maaf," tambahnya.
Menurut Rafik, pernyataan Riza tentang "Provinsi Dajjal" telah 'menyenggol' prinsip yang selama ini dipegang teguh oleh mereka dan Dajjal merupakan seburuk-buruknya perkataan.
"Ini urusannya prinsip. Kami tidak bisa terima kalau sudah menghina prinsip masyarakat Minang," kata Rafik.
Sementara itu, Penasihat Forum Komunikasi Masyarakat Minang, Fahmi Idris menyampaikan bahwa dirinya sangat setuju dengan somasi yang dilayangkan oleh pihaknya. Hal tersebut ditunjukkan sebagai bentuk pembuktian bahwa masyarakat Minang selama ini baik dan berkahlak.
"Kami ini bukan seperti yang dikatakan oleh Riza. Masyarakat Minang sangat sakit hati sudah disebut Dajjal. Ini penghinaan terbesar," kata Fahmi.
Diketahui, dalam transkrip rekaman 'Papa Minta Saham' yang beredar di Masyarakat, terdapat perkataan Riza Chalid yang mengatakan bahwa Padang merupakan Provinsi Dajjal usai menanggapi perkataan Maroef Sjamsoeddin mengenai sulitnya pembukaan lahan di wilayah tersebut.