Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA --- Presiden Joko Widodo batal tidak menghadiri perayaan HUT ke-70 Guru Republik Indonesia (PGRI), yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Minggu (14/12/2016).
Padahal, di pintu masuk VVIP GBK sudah dipasang spanduk besar berwarna merah, yang bertuliskan selamat datang Presiden RI, Joko Widodo, lebgkap dengan foto Presiden. Namun sang presiden batal hadir.
Dalam sambutannya, ketua PGRI, Sulistiyo yang dibacakab di gadapan sekitar 115 ribu orang guru yang hadir, Sulistiyo mengumumkan bahwa Presiden Joko Widodo berhalangan hadir, karena kesibukannya.
"Kepada teman-teman saya mohon pengertiannya bapak Presiden sibuk, diwakili ibu menko Pembangunan Manusia dan Kebudayan," kata Sulistiyo yang direapin dengan sorakan "wooo.." oleh ratusan ribu guru.
Sulistiyo juga menyinggung surat edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), surat edaran Nomor B/3909/M.PANRB/12/2015 tertanggal 7 Desember 2015, yang melarang guru hadir ke acara di GBK hari ini. Hal itu pun direspon dengan sorakan yang sama.
"Saat ini disinyalir ada pihak yang ingin memecah guru, untuk hadir saja ada imbauan dan peringatan," ujar Sulistiyo yang disambut dengan sorakan "woooo...."
"Kami prihatin surat edaran menteri pemberdayaan aparatur negara dan reformasi birokrasi, sesungguhnya karena informasi yang tidak tepat. Bukan apa-apa, acara ini legal," terangnya.
Reaksi yang berbeda disugubkan ratusan ribu guru yang hadir di GBK hari ini, saat Sulistiyo membacakan delapan sikap guru, yang isinya antara lain menuntut sikap pemerintah untuk kesejahteraan guru yang lebih baik. Para anggota PGRI itu, bertepuk tangan, tanpa teriakan "wooo.."
Ifah, salah seorang anggota PGRI, menyebut wajar saja bila ada yang kecewa karena Presiden batal hadir. Namun ia sendiri menganggap hal itu bukan lah sebuah masalah, yang harus disikapi dengan kekecewaan.