TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah terpilih.
Harapan baru pemberantasan dan pencegahan korupsi dipercayakan rakyat di bahu lima pimpinan antirasuah itu.
Menurut Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, terdapat kombinasi mosaik warna-warni, adat budaya, agama, background profesi, dan jalur lobi dari lima pimpinan KPK.
Tapi dia mengingatkan kepada lima pimpinan baru KPK, bahwa hukum nasional itu mengabdi kepada keadilan.
Janganlah tercemari oleh kepentingan kekuasaan politik dan ekonomi yang bersifat destruktif dan distorsif.
"Jika Anda on the track, berpegang pada garis kehanifan, maka akan banyak saudara, handai taulan, bahkan orang yang pernah memilih dan menyumbangkan suaranya sehingga Anda terpilih akan kecewa, hatinya terluka karena Anda tidak bisa dibeli dan susah diajak kompromi," pesan anggota DPR ini kepada Tribun, Jumat (18/12/2015).
Tapi, kata dia, "akan lebih banyak lagi yang hatinya gembira dan menyintai Anda karena Anda tidak bisa dibeli."
"Sudah saatnya lembaga penegak hukum memperbanyak titik temu, common platform, atau kalimatun sawa', dalam mewujudkan keadilan hukum," sarannya.
Berlomba-lomba untuk menanam kebajikan, imbuhnya, jangan berkompetisi memanen kasus demi uang, pencitraan diri, atau batu loncatan kekuasaan.
"Harapan dan doa kami taburkan agar mereka menjadi manusia setengah dewa, manusia bebas merdeka, demi tegaknya keadilan di telatah Nusantara Baru," tandasnya.
Lima pimpinan KPK jilid empat telah dipilih melalui mekanisme voting, Kamis (17/12/2015) di DPR RI.
Lima pimpinan KPK baru tersebut diantaranya Agus Raharjo, Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang, dan Laode Syarif.