TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ancaman ISIS, semakin nyata pengaruhnya di tanah air.
Setelah Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Batam, Kepulauan Riau, Dwi Djoko Wiwoho, dipastikan telah berangkat ke Suriah dan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bersama istri dan anak-anaknya, kini seorang anak yang baru berusia 14 tahun, didapati intens berkomunikasi dengan sejumlah pimpinan ISIS di Suriah.
Data terkait ini, didapat dari Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti saat wawancara dengan jurnalis KompasTV, Aiman Witjaksono di program Kompas Petang, Kamis (24/12/2015).
"Tidak hanya kalangan terdidik, bahkan dari data kami terakhir, ada anak umur 14 tahun (ikut dalam jaringan ISIS), dia komunikasi lewat internet, kebetulan hobi dia menembak, dan belakangan suka melawan kepada orangtuanya. Nah, setelah kita beritahu, mereka (orangtuanya) sadar, bahwa anaknya sudah terpengaruh, nah ini yang harus diwaspadai!" tegas, Kapolri, Jenderal Badrodin Haiti.
Wartawan KompasTV kemudian bertanya: "Setahu saya, data ini belum pernah dikeluarkan oleh pihak manapun termasuk BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), ini adalah pernyataan pertama dari Kapolri, bahwa seorang anak usia 14 tahun, di Indonesia, terjerat ISIS."
Kapolri pun menjawab: "Iya…"
Menurut Badrodin, anak ini tinggal di wilayah Jawa Barat, namun ia enggan untuk merinci lebih jauh soal posisi kabupaten/kota tempat anak ini berada.
Anak usia 14 tahun ini, tergolong cerdas menurut Kapolri, karena pernah sukses dalam program percepatan naik kelas. Saat ini sang anak, masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Beberapa waktu belakangan, sang anak selalu membangkang terhadap orangtuanya. Belakangan diketahui, pembangkangan itu, merupakan perintah dari pimpinan ISIS di Suriah yang kerap melakukan komunikasi dengan sang anak, melalui aplikasi komunikasi lewat internet.
Polisi pun hingga saat ini, sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan anak itu, karena takut sang anak mengalami trauma.
Polisi hanya berkomunikasi dengan orangtuanya, dan tetap melakukan pengawasan secara cermat terhadap anak tersebut.
Sementara terkait penangkapan sejumlah terduga teroris di 5 wilayah di Pulau Jawa, yakni di Tasikmalaya, Cilacap, Sukoharjo, Mojokerto dan Gresik, pada 18-20 Desember 2015, Badrodin memastikan, semua terduga teroris tersebut merupakan bagian dari kelompok ISIS yang berada di Indonesia.
Termasuk tambahan terduga teroris yang baru ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, dua hari lalu. (Aiman Witjaksono/KompasTV)
>