Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) pastikan tidak ada peserta yang sakit apalagi meninggal dunia saat mengikuti program Bela Negara.
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan, Mayjend TNI Hartind Asrin mengatakan isu ada yang meninggal itu bukan terjadi saat sedang latihan Bela Negara melainkan sedang menjalani pelatihan kepemimpinan.
"Tidak ada yang sakit ataupun meninggal pada saat latihan Bela Negara. Saya bisa pastikan itu," katanya di Pusdiklat Kemhan, Jakarta, Rabu (6/1/2016).
Hartind menjelaskan bahwa terdapat lima kurikulum penting yang diajarkan saat menjalani latihan Bela Negara.
Diantaranya cinta tanah air, rela berkorban, sadar Pancasila, sadar bela negara, dan paham dasar bela negara.
Kelimanya, kata Hartind disesuaikan dengan latar belakang peserta dan juga kondisi fisik peserta.
Sehingga tidak ada peserta yang akan mengeluh.
Terlebih kurikulum yang diberikan bersifat diskusi sebanyak 70 persen dan lapangan 30 persen.
Dirinya mengungkapkan bahwa diskusi yang diberikan ada di dalam kelas, bukan di lapangan.
Praktik yang dilakukan di luar kelas juga sifatnya ringan, bukan seperti yang dilakukan militer.
"Tidak ada yang mirip militer sedikit pun. Di lapangan juga hanya baris-berbaris saja. Bukan kegiatan fisik lain," kata Hartind.