Kemudian petugas meminta Martin untuk kembali datang besok hari menyelesaikan persoalan tersebut.
Alasannya, jelas anggota MPR dari Fraksi Partai Gerindra ini, mereka harus melapor kejadian itu ke pusat.
Keesokannya, Martin datang lagi.
Tapi, manager Lion Air Polonia mengatakan belum ada jawaban dari kantor Pusat.
"Saya kemudian diminta datang tiga hari lagi. tiga hari kemudian saya datang lagi. Tapi petugas menolak untuk bertanggung jawab," ungkapnya.
Alasannya pihak maskapai belum mendapat jawaban dari pusat.
Tak tahan dipingpong dan tak dapat kepastian, Martin pun merasa dipermainkan.
"Kemudian saya memberitahu saya sebagai anggota DPR yang tinggalnya di Jakarta. Yang tidak ada waktu bolak balik ke Polonia," tegasnya.
Mendengar hal itu petugas lagi-lagi memintanya datang besok lusa.
Karena mereka melapor lagi dan menunggu petunjuk dari pusat.
"Begitulah saya sampai 6 kali datang ke kantor Lion di Polonia tetapi tetap jawaban maskapai adalah hilangnya barang-barang itu bukan mereka yang buat," ujarnya.
"Tapi porter-porter di Bandara Cengkareng, sehingga mereka tetap tidak mau bertanggung jawab," tambah dia.
Dari kejadian ini Martin pun berkesimpulan betapa banyaknya orang yang akan kecewa kalau kehilangan barangnya di pesawat.
Meskipun kadang-kadang sudah di pingpong datang berkali-kali, tetapi tetap saja maskapai menolak bertanggung jawab atas kehilangan barang tersebut.
Dengan demikian, Martin balik bertanya.
"Sebenarnya siapa yang bertanggung jawab kalau Maskapai penerbangan menolak bertanggung jawab?" ucapnya.
"Maskapai Penerbangan kerap menolak bertanggung jawab atas kehilangan barang di bagasi pesawat, sehingga merugikan penumpang," ungkapnya.