TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Internal Partai Golkar kian memanas.
Saat ini, Golkar tak hanya terdiri dari dua kubu besar yakni kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Bahkan banyak kubu.
Opsi menggelar Musyawarah Nasional Golkar pun kian menguat.
Tujuannya untuk menentukan ketua umum Golkar yang baru, pengganti Aburizal atau Agung.
"Golkar tambah panas," kata politisi Partai Golkar Leo Nababan ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (7/1/2016).
Bahkan sejumlah pendukung Aburizal Bakrie kini tampaknya mulai membelot.
"Iya kubu Ical juga ikut pecah," kata Leo.
Dia memaklumi kalau kubu Ical pecah karena sejumlah kebijakan yang dikeluarkan tidak berdasarkan rapat bersama hanya penunjukan.
Dia mencontohkan pencopotan Bambang Soesatyo sebagai sekretaris Fraksi Golkar DPR dan pencopotan Noor Supit sebagai Ketua Banggar DPR tanpa melalui rapat.
Bambang dan Supit merupakan loyalis Aburizal Bakrie selama ini. Supit adalah ketua umum Golkar versi Aburizal sementara Bambang adalah bendahara umumnya.
"Di Golkar tidak mengenal pemilihan menunjuk begitu, harus melalui rapat tidak boleh ada arogansi kekuasaan. Golkar ini dikenal dari demokratis yang sesuai suara rakyat bukan perusahaan yang dijalankan menunjuk orang sana-sini," kata Leo.
Semakin memanasnya internal Golkar membuat Leo semakin yakin Munas Golkar semakin dekat.
"Yang mau maju jadi ketua umum di Golkar silakan siapa saja. Kita ingin Golkar bagus jangan begini terus. Kalau perlu yang muda-muda ini maju," kata Leo.
Pecah Tiga