Sebab, ada beberapa gerakan menekan tulang pada titik tertentu.
Pengobatan itu dilakukan dua kali dalam kurun waktu sehari.
Pada 6 Agustus, Alfian menerima kabar buah hatinya itu menderita sakit.
Lalu, pihak keluarga membawa korban ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Pondok Indah.
Dia melihat anaknya itu merasa sakit di leher, lengan, dan di punggung.
Pada keesokan hari pukul 06.00 WIB, Allya mengembuskan napas terakhir.
Dia sedih karena ini anak bungsu yang memberikan semangat dan warna di dalam keluarga.
Ini ditambah kenyataan anaknya gagal berangkat ke Paris seperti yang dijadwalkan pada 18 Agustus.
"10 hari yang akan datang pergi sekolah untuk menatap masa depan. Tetapi itu semua sirna karena dia dipanggil Allah SWT. Saya melihat Allya di UGD sampai berpulang," kata dia.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, pihak keluarga segera mengurus jasad Allya sampai dikebumikan.
Tidak ada perasaan curiga terhadap pihak klinik chiropratic first yang diduga melakukan malapraktik sehingga mengakibatkan Allya tewas.
Namun, belakangan baru diketahui, ada kejanggalan dimana tempat itu diyakini tidak mempunyai izin dan tenaga medis juga tidak berkompetensi melakukan tindakan medis.