TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso membenarkan adanya persaingan demi mendapatkan kekuasaan sebagai pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sutiyoso mengatakan di antara pemimpin ISIS ada persaingan.
Dia mencontohkan, laiknya rebutan karir antara pegawai di perusahaan.
"Siapa yang menonjol, dia memimpin. Itu kebanggaan," ujar Sutiyoso di di Kantor Pusat BIN, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2016).
Konon, kata Sutiyoso, mereka yang menjadi pemimpin ISIS akan mendapat tiket masuk surga paling depan.
Hal itu yang menjadi alasan, pemimpin pelaku teror bom dan penembakan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Bahrun Naim, ingin menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara.
"Apalagi pemimpin (ISIS) ini kan konon kabarnya, kalau mati di surganya paling depan. Katanya begitu. Makanya itu tiket, sering diperebutkan di antara mereka," ungkapnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian mengungkapkan pelaku teror bom dan penembakan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat merupakan kelompok yang dipimpin oleh Bahrun Naim.
"Jadi Bachrum Naim yang ingin dirikan Kathibah Nusantara di Indonesia," ujar Tito.
Tito menjelaskan, motif dari penyerangan siang tadi karena adanya persaingan merebutkan kekuasaan untuk menguasai jaringan ISIS di Asia Tenggara.
"Dia mau jadi leader ISIS di Asia Tenggara. Ada upaya rivalitas, untuk menjadi pemimpin, di Filipina sudah mendeklare dan merek bersaing ingin menjadi leadership dan Bachrum Naim lancarkan serangan," kata Tito.
Tito mengungkapkan adanya perubahan strategi serangan di internal ISIS, yakni tidak saja melakukan operasi di Siria dan Irak.
"Kemudian amirnya, Abubakar Bagdadhi untuk lakukan operasi di luar Siria dan Irak lalu buat cabang di dunia, seperti di Eropa, Perancis, Afrika Utara, Turki dan Asia Tenggara. Sel-selnya sudah ada di Thailand, Filipina, Malaysia, Indonesia dan lain-lain," jelasnya.