TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terduga teroris bom Sarinah berinisial MA dikenal sebagai sosok pendiam.
Dia jarang berkomunikasi dengan tetangga.
Dia hanya terlihat saat mengikuti ibadah salat di Masjid Al Uswah Jalan Meruya Utara.
Pernyataan itu disampaikan Alfian, selaku tetangga terduga teroris itu.
“Dia sering salat di masjid. Saya sering salat bareng. Tetapi, dia pendiam dan tidak berbaur sama tetangga,” tutur Alfian kepada wartawan ditemui di Kampung Sanggrahan RT/RW 002/03, Meruya Utara, Kembangan, Jumat (15/1/2016).
Dia mengaku tetangganya itu sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir.
Sebelumnya, sempat mencari nafkah sebagai sopir angkot dari Koperasi Wahana Kalpika (KWK) jurusan Citraland-Green Garden.
Dia menilai, MA mempunyai komunitas tersendiri. Sebab, dia melihat sering ada orang-orang berkumpul di rumahnya.
“Kata orang-orang sekitar rumahnya, dia sering ada ngumpul-ngumpul di rumahnya,” kata dia.
Warga telah menerima informasi MA terduga teroris yang meninggal dunia saat insiden di Sarinah.
Informasi itu diterima pada Jumat sore. Ini mengagetkan warga.
Di rumah itu, MA tinggal bersama istri, SM (31) dan tiga orang anak.
Sehari-hari, dia mencari nafkah sebagai sopir angkot dari Koperasi Wahana Kalpika (KWK) jurusan Citraland-Green Garden.