Saat Tribun dipersilakan memantau kamar yang disewa Afif Cs di lantai dua itu, masih terdapat beberapa barang, seperti tikar, dan beberapa lembar kertas-kertas.
Di kamar atas ini, selain kamar yang disewa Afif Cs, juga terdapat tiga kamar lainnya.
Selama mengontrak, Afif dan temannya dikenal pendiam.
Begitu kata perempuan, tetangga kontrakan Afif, ketika berbincang dengan Tribun, Minggu malam.
Selain itu mereka juga sangat tertutup, dan jarang menyapa tetangga. Hanya beberapa kali, terdengar ngobrol di dalam kamarnya.
Hanya saja saat malam, Afif sering berbicara memalui telepon di halaman kamarnya.
"Waktu pertama masuk sih, beberapa kali lah angkat tas dari bawah ke kamarnya, saya lihat. Kalau saya sapa pas pulang kerja, 'mas', dia cuma senyum. Kita kan tetangga biasa lah saling sapa. Saya juga baru beberapa bulan di sini kan," ujarnya.
Dia sendiri tidak menyangka, ternyata tetangganya itu adalah pelaku teror di Sarinah. Sebab, perawakannya biasa saja. Pakaiannya pun biasa saja, seperti memakai celana pendek.
"Beberapa kali lihat pakai celana pendek. Depan pintu nongkrong. Kalau malam suka ngaji juga saya dengar. Terus sering stel lagu-lagu Arab, tapi pernah juga yang lain. Ya biasa aja saya nilainya. Nah, pas malam Kamis itu, kan saya pulang malam, emang saya denger kaya ada obrolan gitu mereka, yang satunya kaya lagi marah-marah, tapi nggak kenceng kok," ujar perempuan itu. (edwin firdaus)