News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan Bom di Sarinah

Polisi Periksa Keaslian Suara 'Bantahan Bahrun Naim'

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadiv Humas Polri, Irjen Anton Charliyan, di Polda Bangka Belitung, Rabu (18/11/2015).

Tribunnews.com, JAKARTA - Setelah peristiwa teror di Jl MH Thamrin, Jakarta, pada Kamis (14/1) lalu, polisi mengendus akan ada lagi serangan susulan yang pastinya lebih besar.

Sebagai upaya antisipasi akhirnya dilakukanlah penindakkan terhadap para terduga teroris di beberapa daerah seperti di Balikpapan, Cirebon, Indramayu, Tegal, dan Bekasi.

Dari belasan terduga teroris yang ditangkap, khusus di Bekasi tidak terkait aksi teror melainkan karena kepemilikan senjata api. Sedangkan delapan dari belasan terduga teroris itu aktif di kegiatan radikal yang pro-ISIS (Negara Islam Suriah dan Irak).

"ejauh ini dilakukan penangkapan 14 orang. Nah yang terkait langsung dengan aksi teror ada delapan, dengan rincian di Cirebon 3, di Indramayu 2, di Balikpapan 1, dan di Tegal dua orang. Jadi total 8 orang yang terlibat langsung," tutur Kadiv Humas Polri, Irjen Anton Charliyan, Senin (18/1) malam di Mabes Polri.

Anton menambahkan delapan orang ini ditangkap atas adanya bukti permulaan yang cukup yakni ditemukannya bendera ISIS dan bukti-bukti pendukung lainnya. Mereka juga sering ikut dalam pengajian yang digelar Amar Abdurahman (AA), yang kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusakambangan.

Amar Abdurrahman merupakan terpidana kasus pelatihan bersenjata di Aceh. Dia divonis hukuman sembilan tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 20 Desember 2010. Aman terbukti membantu pelatihan militer yang digelar di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Aceh, pada 2009 lalu.

"Dulu Bahrun Naim (BN) juga merupakan anggota pengajiannya Aman Abdurrahman. Tetapi setelah itu kan (Bahrun) ke Suriah. Delapan orang ini juga ikut pengajian AA. Mereka simpatisan ISIS, mereka ditangkap karena ISIS mengaku akan ada serangan lagi," kata Anton.

Muncul kabar Bahrum Naim memberi tanggapan berupa rekaman suara atas tuduhan dirinya terlibat dalam aksi teror di Jl MH Thamrin. Rekaman suara itu sangat pendek. "Lha wong saya itu jarang online, dikira komunikasi, komunikasi dari Hongkong apa," demikian isi rekaman suara yang diyakini dibuat Bahrun dari Suriah.

Anton Charliyan mengaku Polri butuh waktu untuk mengecek keaslian suara rekaman tersebut, apakah betul suara Bahrum Naim. Bantahan Bahrum beredar di situs SoundCloud. Durasi rekaman itu hanya 6 detik, judulnya "Bantahan Bahrun Naim."

"Kami belum bisa pastikan itu suara dia asli atau bukan. Masih diselidiki dengan identifikasi voice (suara). Siapa tahu ada yang memang ingin memancing di air keruh dalam suasana begini," tegas Anton.

Anton enggan membocorkan bagaimana cara kerja identifikasi voice yang akan dilakukan Polri. Menurutnya itu adalah teknis dan tidak bisa dibuka di publik. "Ini tidak bisa segera, intinya kami akan cari suara pembanding. Kami akan kerjasama dengan banyak pihak soal ini," tambahnya.

Diambil keluarga

Jenazah korban teror yang masih berada di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta yang terakhir diambil keluarganya adalah Tahar Amer-Ouali, warga negara Kanada. Ia tewas ditembak teroris di halaman gerai kopi Starbucks.

Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Suharsono mengatakan jenazah Amer Quali Taher diambil keluarganya Senin. Dikatakan, tiga korban lainnya sudah dimakamkan keluarganya, yaitu Rico (Boyolali), Rais (Bojonggede, Bogor), dan Sugito (karawang).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini