News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan Bom di Sarinah

Dibilang Ada Kejanggalan Aksi Teror di Thamrin, Ini Jawaban Kombes Krishna Murti

Penulis: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti saat rilis kasus pembunuhan bocah di dalam kardus, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (10/10/2015). Kepolisian akhirnya meningkatkan status residivis berinisial AD dari saksi menjadi tersangka terkait kasus pembunuhan bocah PNF di Kalideres, Jakarta Barat yang di buang di dalam kardus. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Bahkan, lanjut Neta, Krishna sudah memakai rompi antipeluru dan langsung beraksi.

"Padahal, kan dia bukan Densus. Dia (Krishna) adalah Direktur Reserse Kriminal Umum," ujarnya.

Neta mengatakan, keanehan kedua ialah Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin begitu cepat datang ke lokasi hanya dalam waktu 10 menit.

"Kemudian, kenapa pelaku begitu tenang beraksi di ruang publik," ujar dia.

Menurut Neta, selama ini, pelaku teroris itu selalu bersembunyi.

Namun, kali ini, teroris tersebut tampil ke publik dan bergaya seperti tim Densus 88 juga.

"Kejanggalan yang keempat, kenapa setelah bom itu meledak, muncul polemik antara BIN dan polisi bahwa ini ISIS atau bukan," ungkapnya.

Neta mengatakan, keanehan kelima terletak pada pihak kepolisian.

Ia menganggap polisi tidak memaparkan tentang tim pengantar dan penjemput teroris tersebut.

"Karena kalau kita lihat dari kondisinya sangat mustahil kalau teroris itu tiba-tiba muncul. Memang dia jelangkung tidak diantar dan dijemput," ucap dia.

Sebab, Neta mengatakan bahwa pihak kepolisian sempat menemukan ada kendaraan dengan pelat D.

"Namun, temuan ini kan tidak dijelaskan. Polisi tidak transparan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini