News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan Bom di Sarinah

Polisi Diminta Lebih Responsif dalam Memberikan informasi Saat Aksi Teror Berlangsung

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga melakukan aksi simpatik terkait terkait serangan bom Sarinah saat acara Car Feee Day di Kawasan Sarinah, Jakarta, Minggu (17/1/2016). Pasca serangan teror bom pada Kamis (14/1/2016) lalu, warga melakukan aksi dukungan dengan berbagai cara seperti menaburkan bunga dan beberapa soanduk dukungan penumpasan teroris. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah media massa memberitakan berita yang tidak akurat, saat teror berlangsung di Jalan MH.Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari lalu.

Pemberitaan yang disajikan, justru ikut meresonansikan pesan teror dari para pelaku.

Wakil Ketua Bidang Pengaduan Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo, menilai hal tersebut antara lain karena media tidak menjalankan fungsi konfirmasi, dan seperti para umumnya peristiwa teror, kepolisian sebagai pihak yang berwenang agak sulit dikonfirmasi.

"Kalau dirilis dengan cepat, tidak akan terjadi kepanikan," kata Yoseph dalam diskusi yang digelar di kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (24/1/2016).

Berita yang justru membuat masyarakat semakin panik antara lain adalah soal kaburnya salah seorang pelaku, yang mengendarai sepedamotor trail, serta menenteng senjata laras panjang yang siap menebar aksi teror.

Selain itu ada juga pemberitaan soal ledakan di Palmerah, Jakarta Barat, dan ledakan di wilayah Alam Sutera, Banten. Padahal informasi tersebut sama sekali tidak akurat, dan media yang memberitakan tidak menjalankan fungsi konfirmasi, sebelum informasi tersebut dipublikasikan.

Ia menaklumi Polisi agak sulit mengumpulkan informasi, yang membuat informasi yang beredar agak sulit sikonfirmasi. Salah satunya karena usai ledakan, masyarakat justru berkumpul di lokasi untuk menyaksikan langsung.

Kerumunan masa itu juga yang membuat akhirnya pelaku teror bisa menembak anggota Polri yang ada di lokasi, salah satunya adalah Aiptu Denny Mahieu. Pasalnya dengan kerumunan masyarakat, pelaku terot bisa membaur sehingga sulit dikenali.

"Kalau tidak ada kerumunan, saya yakin tidak bisa menyelinap pelaku," terangnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Muhammad Iqbal, dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa korps Bhayangkara sadar betul bahwa pihaknya harus segera menyebarkan informasi yang akurat, agar kepanikan masyarakat bisa berakhir.

Oleh karena itu ia langsung menyambangi lokasi untuk mengumpulkan informasi dan menyebarkannya.

Ke depanya informasi tersebut juga bisa diakses masyarakat, melalui aplikasi HumasPMJ.

"Bagi yang punya android, sekarang sudah bisa diunduh dari google play store," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini