Seperti dikutip dari Tribunnews Bogor yang melansir liputan di Odditycentral.com, ada desa dengan nama Kidney Valley, hampir seluruh penduduknya telah menjual satu ginjalnya.
Broker organ manusia secara teratur mengunjungi desa dan meyakinkan penduduk yang miskin untuk menjual salah satu ginjalnya.
Para broker itu, menggunakan pelbagai cara untuk meyakinkan mereka supaya mau pergi ke India melakukan operasi pengambilan ginjal.
Para broker itu mengatakan kepada para penduduk bahwa manusia hanya butuh satu ginjal untuk bertahan hidup.
Tak berhenti sampai situ, para broker jahat itu juga berbohong dengan mengatakan bahwa ginjal akan tumbuh kembali setelah beberapa saat.
Untuk setiap ginjal, para broker itu biasa menebusnya seharga 2.00 dolar (sekitar Rp28,6 juta).
“Selama 10 tahun orang datang ke desa kami mencoba meyakinkan kami untuk menjual ginjal kami, tapi saya selalu bilang tidak,” kata Geetha.
Tapi seiring bertambahnya keluarganya, Geetha terdesak keinginan menyediakan rumah lebih layak.
“Saya selalu ingin rumah saya sendiri dan sebidang tanah, dan dengan anak-anak lagi, saya benar-benar membutuhkannya,” ujar Geetha.
Dia pun akhirnya pergi bersama kakak iparnya yang seorang broker, ke India, untuk menjalani operasi.
Sayangnya, rumah Gethaa—yang ia bayar menggunakan hasil menjual salah satu ginjalnya—hancur dilanda gempa yang mengguncang Nepal pada akhir April tahun lalu.
Bencana itu sukses membuat sebagian besar penduduk desa menjadi tunawisma.
Banyak di antara mereka beralih ke alkohol, mabuk-mabukan untuk memendam kepedihan mereka.
Dalam kondisi seperti ini, perdagangan ginjal malah semakin marak.