Sebagai ketua umum Golkar munas Riau, Ical didaulat memimpin rapat konsolidasi didampingi Agung sebagai Wakil Ketua Umum, Cicip dan Theo, serta Sekjen Idrus Marham, Bendahara Umum Setya Novanto.
Suasana penuh kearaban dan damai terlihat.
"Setelah lebih satu tahun kita berbeda pendapat dan banyak orang berpendapat perbedaan itu menimbulkan permusuhan. Tapi saya ingat betul pada saat ulang tahun sebuah surat kabar. Saudara Agung Laksono ini, duduk di sebelah saya dan panglima TNI," kenang Ical.
Pada waktu itu, imbuh Ical, kita bercanda-canda dan tertawa-tawa.
"Apa kata orang saat itu? Saya bingung, bapak berdua ini bisa bertengkar, bertempur, tapi disini bisa tertawa-ketawa, seperti tidak ada masalah," kisah Ical yang langsung disambut riuh rendah kader dan pengurus yang hadir.
Kata Ical, meskipun dirinya dan Agung selama setahun lebih berbeda pendapat, tapi tali silaturahmi tidak pernah putus.
"Di Partai kita, kita boleh berbeda pendapat, kita bertempur, tapi kalau silaturahmi pribadi kita tetap terjalin baik. Itu hanya ada di partai Golkar," ucapnya.
Kemudian ucap Ical, keakraban pun terjalin saat Pilkada dimana harus memutuskan calon kepala daerah yang akan maju dari Golkar.
Kali ini, Ical dan Agung bersepakat tidak ada lagi kubu-kubuan.
Suara yang satu dan sama ini pun disuarakan kepada kader partai Golkar di daerah untuk bersatu kembali.
"Harapan saya persaudaraan makin erat dan cinta makin bersemi," ucap Ical tersenyum.
Agung pun seharmoni dengan Ical menjadikan pertemuan ini ajang silaturahim bagi kedua kubu di Partai Golkar.
"Akhirnya kita bisa kangen-kangenan. Rasanya seperti sudah sepuluh tahun tidak bertemu," ucap Agung.