Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo melalui Nawa Cita, telah menyerukan kebhinekaan, dan kehadiran negara untuk memenuhi hak-hak setiap warga.
Intelektual Muda Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi, menyebut Nawa Cita gagal direalisasikan di Bangka.
Pada Jumat lalu (5/2), sejumlah jamaah Ahmadiyah diusir dari kediaman mereka, di Srimenanti, Sungailiat, Bangka.
Pengusiran itu dipicu oleh kebijakan Bupati Bangka, Tarmizi Saat. Saat pengusiran aparat keamanan pun hadir, namun tidak bisa berbuat banyak.
Zuhairi Misrawi menyayangkan hal tersebut, karena seharuanya pemerintah daerah dan aparat, berlaku sebagai perwakilan negara, termasuk mewakili Presiden dalam menegakan Nawa Cita.
"Nawa Cita harus ditegakan, Presiden harus turun tangan," ujarnya dalam konfrensi pers, di hotel Lynt, Jakarta Pusat, Senin (8/2/2016).
Pemerintah harus bisa memenuhi kewajibannya, dengan memenuhi hak-hak warga Ahmadiyah. Mereka yang terusir menurutnya harus bisa dikembalikan, dan dijamin bisa kembali hidup dengan normal.
"Kalau tidak bisa, berarti negara tidak hadir," ucapnya.
Selain itu proses hukum terhadap orang-orang yang bertanggungjawab terhadap pengusiran, juga harus diteruskan. Orang yang melanggar hukum, menurutnya termasuk kelompok tertentu yang mendukung kebijakan pengusiran, harus ditindak.