Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah nama muncul, untuk maju mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dua tokoh kuat yang duduk di parlemen, disebut-sebut menjadi calon unggulan.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai calon ketua umum Partai Golkar kedepan harus sosok yang mumpuni "menahkodai" partai berlambang pohon beringin tersebut.
Berdasarkan analisis politiknya, diantara nama calon yang beredar, kriteria itu mengerucut pada dua nama yaitu Ade Komaruddin dan Setya Novanto.
"Soal caketum Golkar yang ada, sejauh ini kecenderungan yang kuat adalah Ade Komaruddin dan Setya Novanto," kata Adi kepada wartawan, Jumat (26/2/2016).
Menurut dia Novanto merupakan mantan Ketua DPR dan Akom masih menjabat Ketua DPR. Kedua katanya, sama-sama memiliki pengalaman di internal Golkar dan secara kapasitasnya cukup mumpuni.
Adi menilai, sosok Novanto memiliki moral politik yang sudah jatuh karena kasus "papa minta saham" PT Freeport Indonesia hingga menyebabkan lengser dari Ketua DPR RI.
"Cuma Setya Novanto ada sedikit catatan buruk soal etika yang mengakibatkan dia lengser dari Ketua DPR. Secara moral politik Setnov sudah runtuh," ujarnya.
Berdasarkan catatan media, beberapa kasus terkait Novanto seperti pertemuannya dengan kandidat presiden Amerika Serikat Donald Trumph yang menimbulkan sorotan publik.
Lalu dugaan meminta saham PT Freeport, dimana masyarakat mengenalnya dengan kasus "Papa Minta Saham. Dan terakhir dugaan pemalsuan tanda tangan dalam absensi Rapat Paripurna DPR pada Selasa (23/2), yang kemudian memunculkan istilah "Papa Nitip Absen".
Sementara itu Akom menurut dia unggul karena tidak ada kasus etika seperti yang menimpa Novanto serta Ketua DPR itu memiliki latar belakang organisatoris yang kuat.
Hal itu kata Adi, ditunjukkan dengan segudang pengalaman Ade Komarudin aktif di organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang memiliki akses jaringan ke seluruh pelosok Indonesia.