TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerhana Matahari Total (GMT) akan terjadi pada 9 Maret 2016. Sebelumnya fenomena alam tersebut pernah terjadi di Indonesia pada 11 Juni 1983.
Lalu bagaimana pengalaman masyarakat yang pernah menyaksikan GMT pada 23 tahun lalu?
Darmawan salah satu karyawan swasta di Jakarta menceritakan saat terjadi GMT, Ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 2 di Lahat, Sumatera Selatan dan kebetulan waktu itu dirinya baru melaksanakan proses khitanan.
"Pas ada GMT dulu saya abis disunat, saya ngeliatnya pakai baskom yang sudah diisi air, dan yang punya kacamata hitam, memakai kacamata itu," ujar Darmawan kepada Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Suasana pada saat itu, kata Darmawan, tempat tinggalnya berubah menjadi gelap, ayam-ayam mengeluarkan suara seperti pada pagi hari, dan sebagian orang berazan di masjid serta mushalah.
Melihat GMT melalui media baskom yang telah diisi air juga dirasakan Azis yang merupakan teman kerja Darmawan, waktu itu Ia masih menjadi siswa SD kelas I di Muara Bungo, Jambi.
"Kata orang tua dulu ngeliat gerhana enggak boleh langsung karena bisa buta, jadi ya nurut aja daripada buta kan? Melihatnya pakai baskom yang ada airnya, kelihatan ada sinar di pingiran yang tengah-tengahnya hitam," tutur Azis.
Azis tidak terlalu mengingat suasanya keadaan tempat tinggalnya tersebut waktu terjadi GMT, namun banyak tetangganya melihat melalui baskom dan ada juga yang menyaksikan melalui televisi saluran TVRI.
"Dulu itu sekolah lagi libur atau diliburkan gitu, yang jelas saya saat gerhana lagi enggak masuk sekolah, lumayan lama dulu gelapnya sekitar 10 menit," kata Azis yang lahir pada 1976.
GMT 2016 yang terjadi pada 9 Maret mendatang akan melewati 12 provinsi di 4 pulau besar Tanah Air, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.