News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Satu Sel Bersama Pengacara, Budi Supriyanto Tidur Beralas Kasur Lipat

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Budi Supriyanto (rompi orange) berjalan keluar gedung KPK seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Rabu (16/3/2016).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI dari Partai Golkar, Budi Supriyanto menjalani malam pertama di Rutan Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa (15/3/2016) malam, pasca-dijemput paksa penyidik KPK dari RS Roemani Muhammadiyah, Semarang, Jawa Tengah.

Di tempat barunya sel rutan tersebut, Budi yang menjadi tersangka menerima suap terkait proyek pembangunan jalan Kementerian PUPR, tinggal satu sel dengan tersangka titipan KPK lainnya, yakni pengacara Awang Lazuardi Embat.

Awang merupakan tersangka kasus dugaan suap Kasubdit Perdata dan Kasasi Mahkamah Agung (MA) Andri Sutrianto Sutrisna.

"Tahanan titipan KPK yang ada di tempat kami ada tujuh orang. Pak Budi Supriyanto yang baru masuk satu kamar bersama dengan Awang Lazuardi, kasus MA," ujar sumber di Polres Jakpus, Rabu (16/3/2016).

Budi berbagi tempat dengan Awang di dalam kamar sel berukuran sekitar 4x6 meter persegi. Tak ada fasilitas istimewa yang diberikan kepada anggota DPR RI itu.

Di dalam sel tersebut, hanya ada kasur lipat, kipas angin dan toilet untuk MCK. Dinding selnya pun terbilang kusam lantaran fisik bangunan rutan tersebut sudah lama.

"Kalau fasilitas tidak ada yang beda, nggak ada keistimewaan, sesuai dengan tahanan pidana umum. Untuk tempat tidurnya, nggak ada kasur empuk seperti di rumah, cuma ada kasur lipat untuk dia. Lemari pakaian juga nggak ada. Untuk pakaiannya, yah digeletakkan saja di lantai," jelasnya.

Ia menceritakan, Budi baru memulai proses adaptasi dengan tempat barunya pada hari pertama penahanan, termasuk berkenalan dengan sejumlah tahanan lain yang berada di blok khusus tahanan titipan KPK.

"Dia baru masuk semalam. Insya Allah, dia bisa tidur kok," ujarnya.

Ia menjelaskan, ada sejumlah kegiatan yang bisa diikuti oleh para tahanan di Polres Jakpus, termasuk tahanan titipan dari KPK.

Di antaranya olahraga senam, badminton dan tenis meja pada setiap pagi hari. Para tahanan yang muslim juga mendapatkan ceramah atau tauziah pada setiap Rabu.

Sementara, keluarga atau pengacara bisa melakukan kunjungan atau membesuk tahanan tersebut pada Senin hingga Sabtu pada pukul 10.00 sampai 15.00 WIB.

"Karena tadi siang Pak Budi dijemput sama petugas KPK untuk pemeriksaan, hari ini tidak ada yang membesuk dia. Sepertinya juga tadi belum bisa ikut olahraga karena masih tertidur," jelasnya.

Di blok rutan khusus tahanan titipan KPK itu, Budi Supriyanto dan Awang Lazuardi Embat tinggal bersama lima tahanan kasus korupsi lainnya.

Kelimanya, yakni hakim PTUN Medan, Amir Fauzi selaku tahanan kasus penerima suap OC Kaligis melalui Yagari Bastara Guntur alias Garry; pengusaha Setyadi Yusuf selaku tahanan kasus suap anggota DPR RI, Dewie Yasin Limpo; mantan General Manager PT Hutama Karya (Persero), Budi Rahmat; Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara, Sigit Purnomo Asri dan anggota DPRD Banten, Tri Satya Santoso.

Tersenyum
Budi Supriyanto selaku tersangka yang baru dijemput paksa, menjalani pemeriksaan perdana sekitar lima jam di kantor KPK.

Ia dibawa dari rutan di Polres Metro Jakarta Pusat dan tiba di kantor KPK, Rabu (16/3/2016) sekitar pukul 13.00 WIB.

Ini pemeriksaan pertama sejak ditahan penyidik KPK di Rutan Polres Metro Jakarta Pusat pada Selasa (16/3/2016) malam.

Budi yang mengenakan kemeja biru dibalut rompi tahanan KPK warna oranye, tidak berkomentar saat dicecar pertanyaan dari wartawan seusai menjalani pemeriksaan di kantor KPK.

Ia hanya melambaikan tangan kanan dan sesekali tersenyum saat berjalan dari lobi kantor KPK menuju mobil tahanan.

Pemandangan ini berbeda saat kali pertama Budi tiba di kantor KPK seusai dijemput paksa dari RS Roemani Muhammdiyah, Semarang, Selasa kemarin.

Saat itu, ia terlihat pucat dan berjalan limbung saat digelandang petugas KPK dari mobil penyidik ke dalam kantor KPK.

Ia dijemput paksa oleh tim penyidik dari RS Roemani Muhammadiyah Semarang seusai menjalani operasi tembak laser terhadap sakit ginjalnya. (Coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini