TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendiang Kolonel Inf. Ontang Roma, korban kecelakaan helikopter milik TNI-AD di Poso Sulawesi Tengah memang telah lama bercita-cita menjadi anggota Badan Intelijen Negara (BIN).
Seorang kerabatnya, Kolonel (Purn) Fauka Nur Farid menyebut Ontang yang lulus Akademi Militer tahun 1990 itu pernah bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Baca Juga : Almarhum Kolonel Ontang Sempat Telepon Ibunya Sebelum Kecelakaan
Dia bergabung BIN karena berhasrat menangkap pimpinan kelompok teroris Santoso di Poso dalam keadaan hidup-hidup.
"Dia sempat bilang mau ke BIN karena mau bawa Santoso hidup-hidup," kata Fauka di rumah duka Komplek Perumahan Angkatan Darat, Cijanntung, Jakarta, Senin (21/3/2016).
Ketika kejadian naas itu terjadi, sebut Fauka, teman baiknya itu baru bertugas selama satu bulan di BIN.
Fauka juga mengenang pernah berada dalam satu tim dengan Ontang saat sama-sama bertugas di korps baret merah, sebagai sosok yang mudah bergaul dan dekat dengan juniornya.
"Saya (pangkatnya) Lettu, dia sudah Kapten. Kami tinggal bersebelahan di komplek. Dia supel, tidak bedakan senior-junior. Di tempat tugas dia selalu semangat," katanya.
Bersama Ontang, Fauka juga menyatakan pernah bertugas di Aceh dalam Tim Mawar Kopassus.
Kolonel Infantri Ontang Roma Sitindaon merupakan satu di antara 13 korban helikopter Bell 412 yang jatuh Poso Pesisir Selatan, Selawesi Tengah pada Minggu (21/3/2016).
Mendiang meninggalkan seorang istri, Anasanti Sianturi serta dua orang anak, Bella yang masih duduk di SMA kelas 1 dan Wendi yang masih bersekolah SMP kelas 3.