News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Helikopter TNI Jatuh di Poso

Mimpi Lettu CPN Wirahdi Tri Darmoko Nikahi Kekasih Kandas

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 13 jenazah korban jatuhnya helikopter di Poso, Minggu (20/3/2016) lalu akan disemayamkan di Skadron 17, Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (22/3/2016) pagi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

Tribunnews.com, JAKARTA - Air mata perempuan berusia 53 tahun itu terus tumpah membasahi pipi.

Nurhasanah, nama perempuan yang tampak mengenakan hijab hitam putih. Ia duduk memandangi foto di teras depan rumah nomor 2 Komplek Perumahan PU II, RT 003 RW 034, Kelurahan Bojong, Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (21/3) siang.

Nurhasanah merupakan ibunda dari Lettu CPN Wirahdi Tri Darmoko (26), copilot helikopter TNI AD yang jatuh di Poso, Sulawesi Tengah dan meninggal dunia pada Minggu (20/3) petang.
Kesedihan mendalam membuatnya tak bisa memberikan pernyataan ke awak media.

Pringgono, 57 tahun, ayah almarhum yang berkemeja biru abu-abu, terlihat lebih tegar kendati matanya berkaca-kaca. Ia masih bersedia memberikan sedikit informasi tentang latar belakang almarhum.

Mengawali wawancara dengan awak media, Pringgono mengaku sudah menyiapkan liang lihat untuk jenazah putra bungsunya itu begitu diterbangkan dari Poso.

"Sudah pesan kuburan yang dekat, di TPU Kartini (Bekasi). Sudah digali seperempat. Tapi, ternyata dimakamkan di TMP (Taman Makam Pahlawan) Kalibata," ujar Pringgono sembari memeluk foto mendiang putranya yang mengenakan seragam Akmil.

Pantauan Tribun, rumah tempat tinggal almarhum terbilang sederhana. Tembok dinding rumah berbahan dasar batako tanpa pelapis plesteran. Rumah seluas 100 meter persegi itu hanya beratap asbes.

Bendera kuning tampak terpasang di ujung pagar rumah. Sejumlah anggota Kodim 0507/Bekasi tampak hadir untuk melayat. Beberapa karangan bunga terpasang di samping rumah, di antaranya berasal dari Danpuspenerbad Brigjen TNI Benny Susianto SiP dan Danrem 051/Wijayakarta.

Rencananya, 13 jenazah anggota TNI AD korban heli jatuh tersebut akan dikebumikan di TMP Kalibata dengan upacara militer usai identifikasi di RS Polri, Kramat Jati, Jaktim.

Pringgono menceritakan, Dika merupakan putra bungsu dari tiga bersaudara. Ia menyelesaikan pendidikan Akademi Militer (Akmil) pada Juli 2012. Selepas lulus pendidikan, ia bergabung dengan Skuadron 12 Serbu Bandar Lampung, sebagai copilot. Dinas pertamanya yakni menjadi copilot dalam sebuah misi selama dua bulan di Pontianak, Kalimantan Barat.

Pringgono sendiri merupakan pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU dan PR). Ia tidak menyangka anak bungsunya meninggal dunia secepat itu. Padahal tiga tahun lagi, Dika berencana menikah dengan kekasihnya.

"Rencananya pas dia (Dika) naik pangkat jadi Kapten, mau menikah dengan pacarnya. Kekasihnya orang biasa dan orangnya baik, saya sudah pernah ketemu dengannya," kata Pringgono.
Pringgono mengungkapkan, tiga hari sebelum kejadian atau pada Kamis (17/3) dirinya sempat berkomunikasi dengan Dika lewat sambungan telepon. Saat itu, Dika bercerita tentang tugasnya yakni menjadi co-pilot di sebuah helikopter menuju daerah Poso.

"Saat itu, saya yang menelpon, dan dia sempat minta doa dan restu karena ada tugas di Poso," ungkapnya

Kakak Wirahdi, Suci Utami (33), menceritakan, adiknya sejak kecil bercita-cita menjadi anggota TNI AD. Wirahdi terakhir kembali ke rumah pada 14 Maret 2016 sebelum berangkat ke Poso pada hari berikutnya untuk Operasi Militer gabungan TNI/Polri Tinombala 2016. Ia mengaku tak mempunyai firasat apapun sebelum adiknya itu meninggal dalam tugas negara di Poso Minggu petang.

"Dia orangnya sederhana dan dekat dengan orangtua," kenangnya

Menurut dia, insiden ini sangat memilukan bagi keluarga besarmya. Karena belum lama ini, Dika baru saja naik pangkat dari Letnan Dua menjadi Letnan Satu. "Oktober 2015 lalu, dia baru saja naik pangkat jadi Lettu," ujar Suci seraya mengemukakan, Dika sempat meminta nasi kuning saat memperingati hari ulang tahun yang jatuh pada Minggu (14/3) lalu.

"Pas dia sudah di Poso Senin (15/3) kemarin, dia minta dibuatkan nasi kuning sekaligus minta doa untuk diberi kelancaran tugas di Poso," imbuh Suci.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memastikan 13 tentara yang tewas di Poso mendapat penghargaan berupa Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) satu tingkat lebih tinggi dari pangkat lama. Gatot juga mengatakan, para prajurit yang gugur tersebut akan dilepas dengan upacara militer.

"Prosesi pemakaman akan dilaksanakan setelah selesai diidentifikasi di RS Bhayangkara Palu, selanjutnya semua jenazah akan dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk identifikasi lebih mendalam," kata Jenderal Gatot. (coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini