News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Survei ISC Sebut Airlangga Berpeluang Besar Jadi Ketua Umum Golkar

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CALON KETUA UMUM GOLKAR - Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto ketika mendeklarasikan dirinya maju sebagai calon ketua umum partai berlambang beringin itu dalam ajang musyawarah nasional (Munas) April mendatang di Jalan MH thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (1/3/2016). Airlangga mengatakan keinginannya untuk maju menjadi calon ketua umum setelah berkomunikasi dengan berbagai unsur di Partai Golkar, yakni, DPD I dan II, unsur senior, dan generasi muda. Warta Kota/henry lopulalan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kandidat calon ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (AH) dinilai berpeluang orang nomor satu di partai itu pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar pada 27 Mei mendatang.

AH bakal mengalahkan para bakal calon ketua umum lainnya seperti Ade Komarudin, Aziz Syamsuddin, dan Idrus Marham.

Hal itu terlihat dari survei Indonesia Survei Center (ISC) yang dirilis, Rabu (13/4/2016). 

Survei dilaksanakan di 34 provinsi, pada 5-20 Maret 2016. Jumlah responden mencapai 1.230 orang. Survei menggunakan teknik probability sampling dengan varian multistage random sampling. Tingkat kesalahan (margin of error) 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan melalui tatap muka langsung dengan bantuan kuesioner (instrumen survei).

Peneliti Senior ISC, Igor Dirgantara mengemukakan dari empat nama yang ada, elektabilitas Airlangga yang paling bagus dan paling disukai oleh publik menjadi ketua umum Golkar. Angkanya mencapai 12,6 persen. Posisi kedua ditempati Ade Komarudin mencapai 10,9 persen. Kemudian Aziz Syamsuddin 10,1 persen, dan Idrus Marham 8,9 persen.

Dia menjelaskan responden lebih banyak memilih Airlangga karena visi dan misinya lebih sesuai dengan semangat zaman. Misalnya, desentralisasi wewenang kepada DPD I dan DPD II, regenerasi Golkar, pemanfaatan media sosial, pembangunan kursus politik bagi kader Golkar, pembentukan saksi tetap untuk pemilu, dan lain-lain.

Igor yang juga dosen politik Universitas Jayabaya mengemukakan AH adalah kandidat ketum baru Golkar yang konsisten menjalankan dan menyosialisasikan Visi Indonesia Sejahtera 2045 dalam setiap kunjungannya ke daerah. Bahkan, AH mengusulkannya sebagai debat publik.

"Walaupun pemilihan ketum Golkar adalah domainnya DPD, pilihan terhadap parpol tetap berada di ranah publik. Karena ada korelasi positif antara kandidat ketum golkar dengan elektabilitas partai beringin tersebut," tuturnya

Sedangkan, peneliti senior ISC, Chairul Pane menjelaskan penyelenggaraan munaslub menjadi sangat penting demi eksistensi dan kebesaran Partai Golkar. Partai Golkar bisa saja lebih terpuruk lagi jika salah memilih ketua umum pada munaslub mendatang.

"Ketum baru Golkar harus figur yang bisa dijual ke masyarakat. Apalagi pada Pemilu 2019 mendatang, pemilu legislatif (pileg) bersamaan dengan pemilu presiden (pilpres) dan hanya dalam satu putaran. Artinya figur calon presiden akan berpengaruh besar terhadap perolehan kursi parlemen," katanya.

Figur tersebut, lanjut Chairul, harus punya terobosan baru bagi kemenangan Partai Golkar di Pilkada 2017, 2018, dan Pemilu 2019. Demokrasi dan pemilihan langsung menuntut popularitas dan akseptabilitas publik terhadap ketua umumnya dan masih berpengaruh bagi perolehan suara partai ke depan. Kesempatan ketua umum untuk mencalonkan diri menjadi presiden sangat terbuka.

"Bukan tidak mungkin, dengan ketum baru dan kepengurusan konsolidasi yang tepat, Partai Golkar akan berjaya kembali di Pemilu 2019, minimal tetap dalam posisi nomor dua dan bisa kembali juara pada Pemilu 2024," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini